MATARAM–Tengah hari lebih cepat dalam setahun. Fenomena ini terjadi setiap tahun pada 3 November.
Andi Pangerang, Pusrissa OR-PA BRIN pada laman edukasi sains Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menerangkan, fenomena tengah hari lebih cepat dalam setahun ini disebabkan nilai perata waktu yang lebih besar sehingga matahari akan transit lebih cepat dibandingkan dengan hari-hari biasanya dalam setahun.
Perata waktu adalah selisih antara waktu matahari sejati dengan waktu matahari rata-rata. Perata waktu dipengaruhi oleh dua faktor yakni kemiringan sumbu bumi dan kelonjongan orbit bumi.
Saat kemiringan sumbu bumi menjauhi titik setimbang menuju simpangan maksimumnya (September-Desember dan Maret-Juni), matahari akan transit lebih cepat. Sedangkan saat kemiringan sumbu bumi menjauhi simpangan maksimum menuju titik setimbang (Juni-September dan Desember-Maret), matahari akan transit lebih lambat.
Saat Bumi menjauhi titik perihelion menuju aphelion (Januari-Juli), Matahari akan transit lebih lambat. Sedangkan saat bumi menjauhi titik aphelion menuju perihelion (Juli-Januari), matahari akan transit lebih cepat. “Hal ini membuat matahari akan transit lebih cepat pada September-Desember dengan puncaknya pada awal November,” terangnya.
Adapun nilai perata waktu ketika tengah hari di Indonesia adalah +16 menit 28 detik. Untuk menentukan kapan tengah hari dalam waktu lokal, dapat menggunakan rumus berikut:
Tengah Hari = 12 + Zona Waktu – Perata Waktu – Bujur/15
Contoh: Bandung (Bujur = 107°35’)
Tengah Hari = 12.00 + 7.00 – 00.16.28 – (107°35’/15°) = 11.33.12 WIB
Adapun pada 3 November ini, tengah hari Bandung pada pukul 11.33.07 WIB. Sementara untuk Kota Mataram pada 3 November ini, tengah hari pada pukul 11.59.05 WITA. (LAPAN/RL)