Februari, Nilai Ekspor NTB Anjlok 35,09 Persen

Wahyudin (DOK / RADAR LOMBOK)

MATARAM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mencatat nilai ekspor NTB pada bulan Februari 2023 sebesar US$ 167,53 juta, mengalami penurunan sebesar 35,09 persen dibandingkan bulan Januari 2023.

“Kelompok komoditas ekspor Provinsi NTB yang terbesar pada bulan Februari 2023 adalah barang galian tambang non migas sebesar US$ 165.832.056,” sebut Kepala BPS NTB Wahyudin, Rabu (15/3).

Selain tambang, komoditi yang banyak diekspor NTB adalah perhiasan atau permata sebesar US$ 403.621 (0,24 persen). Untuk ekspor kelompok komoditas perhiasan atau permata ditujukan ke Jepang, Hongkong, dan lain-lain. Sedangkan ekspor kelompok buah-buahan ditujukan ke Vietnam dan Uni Emirat Arab dengan nilai ekspor sebesar US$ 369.007 (0,22 persen). Selanjutnya kelompok komoditas garam, belerang, kapur ditujukan ke Cina, Vietnam, Thailand, dan Korea Selatan sebesar US$ 326.456 (0,19 persen).

Baca Juga :  Fathul Gani Sebut Buruh Tani Penyumbang Kemiskinan Ekstrem di NTB

Negara tujuan ekspor kelompok komoditas barang galian atau tambang non migas pada bulan Februari 2023 adalah Jepang, India, dan lain-lain. Adapun kelompok komoditas ikan dan udang ditujukan ke Amerika Serikat, Puerto Rico, sebesar US$ 233.175 (0,14 persen) serta rempah-rempah sebesar US$ 197.336 (0,12 persen).

Sementara nilai impor Provinsi NTB pada Bulan Februari 2023 sebesar US$ 18.861.921. Jumlah itu menandakan impor NTB mengalami kenaikan sebesar 25,72 persen dibandingkan dengan impor Bulan Januari 2023 sebesar US$ 15.002.564.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai impor Provinsi Nusa Tenggara Barat bulan Februari 2023 mengalami kenaikan 35,73 persen, dimana nilai impor NTB pada bulan Februari 2022 sebesar US$ 13.896.854.

“Biasanya memang barang yang kita impor tidak ada dalam daerah. Jadi butuh dari luar negeri, seperti dari Amerika Serikat, Singapura, dan lain-lain,” ujarnya.
Kelompok komoditas impor NTB dengan nilai terbesar pada Bulan Februari 2023 adalah mesin-mesin atau pesawat mekanik sebesar US$ 8.409.745 (44,59 persen), karet dan barang dari karet sebesar US$ 5.898.884 (31,27 persen), kendaraan dan bagiannya sebesar US$ 1.307.656 (6,93 persen).

Baca Juga :  Penjualan Rumah Subsidi Masih Jadi Incaran Developer di 2024

Benda-2 dari batu, gips dan semen sebesar US$ 984.641 (5,22 persen), bahan bakar mineral sebesar US$ 883.500 (4,68 persen), benda-benda dari besi dan baja sebesar US$ 696.830 (3,69 persen), serta besi dan baja sebesar US$ 205.711 (1,09 persen).

“Impor kelompok komoditas Karet dan Barang dari Karet berasal dari Jepang, Amerika Serikat, Australia dan Singapura. Sedangkan impor kelompok komoditas mesin-mesin atau pesawat mekanik berasal dari Amerika Serikat, Australia, Singapura, serta Belanda,” tutupnya. (cr-rat)

Komentar Anda