Farouk Minta Warga Bantaran Sungai Direlokasi

SEMPROT: Pegawai Dinas Pertanian dan Peternakan saat menyemprot disinvetan di Kelurahan Monggonao, kemarin

KOTA BIMA-Pemerintah Kota Bima diminta untuk segera merelokasi warga yang tinggal di bantaran sungai. Karena hal tersebut berdampak pada penyempitan dan pendangkalan sungai.

Hal tersebut diungkapkan anggota DPD RI Prof Dr Farouk Muhammad saat berkunjung ke Kota Bima, Kamis (29/12). Farouk mengaku prihatin melihat kondisi Kota Bima. Menurutnya, bencana banjir yang melanda Kota Bima diduga karena penyempitan dan pendangkalan sungai, serta gundulnya hutan. “Warga yang tinggal di bantaran sungai harus segera direlokasi,” ujarnya.

Selain relokasi warga, program penanaman kembali pohon di hutan yang sudah gundul menjadi program prioritas. Pasca bencana banjir bandang melanda Kota Bima, satu pekan yang lalu. Pascabanjir bandang hal utama yang dilaksanakan adalah pembersihan sampah. Membersihkan sumur-sumur warga agar kebutuhan air bersih tercukupi.

Ditambahkan Farouk, ada beberapa program jangka panjang yang harus dilaksanakan. Di antaranya, menghijaukan kembali hutan yang sudah gundul dan membangun embun. Kerugian akibat banjir bandang tidak hanya rumah tangga tetapi lahan pertanian juga. “Penanaman kembali hutan yang sudah gundul menjadi program utama yang harus dilaksanakan,” ujarnya.

Terkait aktivitas pertambangan liar, Farouk dengan tegas mengatakan akan menindaklanjutinya. “Nanti akan kita tindak lanjuti,” pungkasnya.

Di sisi lain, hampir di setiap kelurahan di Kota Bima berserakan sampah-sampah. Sampah bekas banjir ini ternyata sangat berbahaya bagi kesehatan. Karena akan membuat bakteri berkembang biak. Untuk mengurangi perkembangan bakteri jahat, Dinas Pertanian dan Peternakan menyemprotkan disinvetan. “Kami sudah menyisir kelurahan-kelurahan yang sampahnya menggunung,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Hj Rini Indriarti, kemarin.

Penyemprotan dilakukan oleh petugas kesehatan dari Puskeswan di tiap kecamatan. Anggaran penyemprotan dari dinas setempat. Dari penyemprotan itu, tinggal dua kelurahan yang belum disisir. Yaitu Kelurahan Paruga dan Dara. Karena keterbatasan tenaga menjadi kendala. “Insya Allah besok (hari ini, Red) kami akan menyemprot dua kelurahan tersebut,” tuturnya saat ditemui di lokasi penyemprotan di Kelurahan Monggonao.

Rini mengaku, bila langkah ini tidak diambil akan berimbas pada kesehatan warga. Sebab bakteri yang timbul dari pembusukan sampah tersebut dapat mengakibatkan muntaber, gangguan pernapasan dan lain sebagainya. “Sebelum banyak warga yang sakit, kami terlebih dahulu menyemprot disinvetan,” pungkasnya. (yet/nk)