Faozal: Housekeeper Ruhnya Pariwisata NTB

SEMINAR: Pengurus DPP IHKA, dan perwakilan Housekeeper dari Vietnam, foto bersama usai pembukaan The 3 Housekeeping Seminar dan Exibition Leadership in The Millenial Era, yang digelar BPD IHKA NTB, Sabtu (18/2). (FAHMY/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi NTB, HL Moh. Faozal, menyebutkan bahwa keberadaan housekeeper di dunia perhotelan di Provinsi NTB, sangat menentukan kemajuan pariwisata NTB. Dari tangan para housekeeping inilah pelayanan kebersihan di setiap hotel bisa terjaga, sehingga memberikan rasa nyaman kepada setiap tamu yang datang dan menginap di hotel.

Keberadaan para Housekeeper yang berada dibawah Indonesia Housekeeper Asosiation (IHKA) Provinsi NTB, tentu saja sangat penting bagi Pemprov NTB. Mengingat  pariwisata NTB sendiri tidak bisa jauh dari pelayanan kebersihan. “Housekeeper yang ada di perhotelan itu adalah ruhnya pariwisata NTB,” tandas Faozal, saat pembukaan The 3 Housekeeping Seminar dan Exibition Leadership in The Millenial Era, yang digelar BPD IHKA NTB, Sabtu (18/2).

[postingan number=3 tag=”wisata”]

Disampaikan, tahun 2017 ini Pemprov NTB menargetkan angka kunjungan wisatawan ke NTB sebanyak 3,5 juta. Selama ini pariwasata di NTB masih mengandalkan jumlah atau kuantias dari para wisatawan yang datang, tanpa memperhatikan kualitas pelayanan yang disediakan bagi para wisatawan yang berkunjung ke NTB.

Untuk itu, tahun ini Dispar NTB selain menginginkan jumlah angka kunjungan wisatawan tetap bertambah. Disisi lain pemeritah juga sedang berusaha meningkatkan citra pariwisata NTB sebagai pariwisata yang bersih. ”Saat ini kita sedang berusaha menuju ke pariwisata bersih. Bersih di semua lini pariwisata, utamanya tentu saja di lingkungan perhotelan,” tekadnya.

Karena itu, untuk menuju pariwisata yang bersih, Dispar NTB kedepan ingin menggandeng IHKA NTB, untuk memberikan pelatihan kepada pengelola destinasi wisata yang ada di NTB, agar bisa menyediakan fasilitas publik yang aman dan nyaman, sesuai dengan standar hotel. Terutama fasilitas toilet yang ada di destinasi wisata, diharapkan bisa sama dengan yang ada di hotel. Dimana yang bisa melakukan semua itu, tentunya adalah para housekeeping dibawah IHKA NTB.

Baca Juga :  Berkunjung Ke Destinasi Wisata Gili Nanggu Sekotong Lombok Barat

Kerjasama yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini, Pemprov NTB ingin melibatkan IHKA NTB dalam penataan kebersihan di Islamic Center (IC). Pasalnya, saat ini IC tidak hanya menjadi destinasi reliji di Lombok. Namun keberadaan kebersihan toiletnya juga masih menjadi PR yang harus diselesaikan. Karena sudah dalam Islam, kebersihan itu sebagian dari iman. Para Housekeeper diharapkan dapat berperan besar dalam menciptakan kebersihan dan kenyamanan fasilitas publik di setiap destinasi wisata di NTB.

Faozal berharap, dari seminar ini tidak hanya memberikan masukan bagi IHKA NTB saja. Tetapi juga bisa memberikan masukan dan saran bagi pemerintah daerah dalam memajukan pariwisata di NTB. ”Kami harap setelah pertemuan ini ada masukan yang disampaikan ke pemerintah,” harapnya.

Sementara Ketua BPD IHKA NTB, I Ketut Oka Arijasa, menyampaikan dalam pelaksanaan acara ini ada sekitar 200 peserta dari berbagai hotel yang ada NTB. Selain diikuti oleh peserta, acara ini juga diikuti bebarapa vendor, kurang lebih sebanyak 23 vendor yang membuka pameran selama pelaksanaan acara. “Kedepan IHKA ingin memberikan andil besar terhadap kemajuan pariwisata NTB,” kata Oka.

Baca Juga :  Bisnis Mendunia Telur Asin Brebes

Sebagaimana disampaikan Kepala Dispar NTB, Housekeeper adalah jantungnya pariwisata. Bagaimana jadinya kebersihan dan kenyamanan hotel kalau tanpa ada seorang housekeeper yang bertugas untuk menjaga dan memastikan kebersihan hotel dan destinasi wisata di NTB.

Sementara Ketua DPP IHKA, Rahmat Sugiarto, mengatakan kedepan untuk memastikan tenaga housekeeper benar-benar professional, maka perlu dilakukan sertifikasi housekeeping di semua hotel yang ada di NTB. ”Kedepan harus ada sertifikasi housekeeping,” ungkapnya.

Sertifikasi terutama ditujukan kepada mereka yang memegang jabatan Eksekutif Housekeeper. Jabatan ini harus dibuktikan dengan sertifikat. Dia menekankan jangan sampai para tenaga Eksekutif Housekeeper hanya sekedar bicara dan menyatakan diri ahli Housekeeping, tetapi tidak bisa dibuktikan dengan keberadaan  sertifikat atau sudah dilakukakn sertifikasi. “Kalau tidak ada sertifikat, atau tidak ada bukti, maka tidak diakui sebagai Eksekutif Housekeeper,” tegasnya.

Untuk itu Rahmat mengimbau kepada semua Eksekutif Housekeeper harus memiliki sertifikat, yang uji kompetensinya akan dilakukan oleh Badan Asesor yang telah ditetapkan. Tidak bisa sertifikasi dilakukakan oleh lembaga lain. Saat ini di Indonesia sudah Tim Asesor Housekeeping.

Kegiatan seminar juga dihadiri oleh Ketua BPD PHRI NTB, L. Abdul Hadi Faishal, perwakilan Housekeeper dari Vietnam, dan beberapa jajaran Pengurus DPP IHKA Pusat, serta IHKA NTB. (ami)

Komentar Anda