MATARAM – Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I optimis pengerjaan proyek Bendungan Meninting di Kabupaten Lombok Barat bisa selesai pada Desember 2024 ini. Berbagai Upaya telah dilakukan untuk mempercepat pengerjaan proyek strategis nasional tersebut, meski menghadapi banyak kendala. Salah satu kendala yang sangat vital adalah faktor cuaca.
Pasalnya, faktor cuaca hujan yang tidak menentu turun di wilayah bagian utara Lombok Barat itu berdampak besar terhadap proses pengerjaan proyek Bendungan Meninting. Di mana tanah yang dijadikan material pemadatan tubuh Bendungan Meninting itu mengandung mineral Kaolin. Di mana mineral kaolin ini mengandung air yang sulit untuk dipadatkan. Untuk pemadatan tanah mengandung mineral kaolin pada tubuh bendungan, betul -betul harus kering, tidak bisa basah meski mengandung air yang sedikit. Karena bisa berdampak terhadap kualitas pemadatan tanah pada tubuh bendungan, yang menjadi sangat krusial.
Kepala BWS Nusa Tenggara I Tampang mengakui jika molornya pengerjaan proyek Bendungan Meninting sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca. Salah satunya adalah kandungan tanah yang digunakan untuk pemadatan di tubuh bendungan memiliki kandungan mineral kaolin. Di mana tanah liat dengan kandungan mineral kaolin tidak boleh basah digunakan untuk pemadatan tubuh bendungan, melainkan harus dipastikan betul-betul kering, baru dilakukan pemdatan menggunakan eskapator.
“Molornya penyelesaian bendungan Meninting ini karena faktor cuaca. Karena kandungan tanah yang digunakan pemdatan itu mengandung mineral kaolin, yang harus dalam kondisi kering. Sementara beberapa bulan terakhir ini sering turun hujan di lokasi bendungan dan ini penyebab utamanya,” terang Tampang, Jumat (2/8).
Menurut Tampang, progres pengerjaan Mendungan Meninting sudah lebih dari 85 persen. Di mana saat ini tinggal finishing saja, khususnya di pemadatan tubuh bendungan dengan luas 400 meter lebar dan 400 meter Panjang. Sementera ketinggian bendungan mencapai 75 meter. Untuk pemadatan tubuh bendungan yang menjadi sangat vital, tanah urugan yang digunakan untuk pemadatan seluas 400 meter x 400 meter itu, berasal dari urugan tanah di Kawasan bendungan. Hanya saja, jenis tanah tersebut merupakan tanah liat yang memiliki kandungan mineral kaolin, membutuhkan waktu pengeringan ketika akan dipadatkan.
Sementara itu, kondisi yang terjadi beberapa bulan belakangan ini, faktor cuaca yakni sering turun hujan. Sementara tanah liat mengandung mineral kaolin ini tidak boleh dalam kondisi basah saat dipadatkan, namun harus dalam kondisi kering. Berbagai Upaya telah dilakukan untku melakukan pengeringan tanah urugan mengandung mineral kaolin tersebut. Mulai dari penutupan menggunakan terpal, agar tidak terkana air hujan, namun itu tidak sepenuhnya bisa. Karena rembesan air hujan tetap masuk dan membutuhan pengeringan beberapa hari lagi.
Kemudian menggunakan penyinaran agar mendung dan hujan tidak turun di Kawasan lokasi pembangunan. Upaya ini dilakukan BWS NT 1 bersama pelaksana proyek, namun keberhasilannya sedikit. Karena Ketika kabut tebal, Upaya penyinaran menggunakan laser ini tidak bisa dan hujan tetap turun, sehingga menyebabkan tanah urug tersebut tetap basah kena air hujan.
Selanjutnya, ketiga upaya yang dilakukan BWS NT 1 bersama kontraktor adalah mengunakan mesin layer pengeringan. Namun upaya ini juga tidak efektif untuk mengeringkan tanah urug yang mengandung mineral kaolin.
Sementrara itu, upaya keempat yang dilakukan adalah menggunakan mesin blower dengan kapasitas 400 megawaat sebanyak 6 unit untuk mengeringkan tanah urugan untuk pemadatan tubuh bendungan. Upaya ini masih sedang dilakukan, dan jika ini berhasil, maka akan kembali diperbanyak mesin blower pengering.
Tampang menyebut berbagai upaya ini dilakukan agar target penyelesaian pengerjaan proyek Bendungan Meninting bisa selesai pada Akhir Desember. Namun semuanya, ini Kembali ke faktor cuaca. Kendati demikian, Tampang optimis jika dengan berbagai upaya yang telah dilakukan ini pengerjaan proyek tertinggi di NTB bisa selesai dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada awal Oktober 2024 mendatang.
‘Insyaallah, dengan berbagai upaya yang telah kami lakukan in, awal Oktober 2024, peresmian Bendungan Meninting oleh bapak Presiden Jokowi bisa terlaksana,” ucapnya optimis. (luk)