Pilihan transportasi yang lain memang ada, menggunakan kapal cepat melalui Senggigi. Tetapi dengan berbagai pertimbangan Rudi merasa lebih nyaman menggunakan kapal Ferry daripada menggunakan kapal cepat. Di satu sisi pilihan keamanan dan keselamatan menjadi pertimbangan sehingga tidak mau menggunakan kapal cepat. Kondisi Bandara Ngurah Rai yang ditutup sedikit mempengaruhi angka kunjungan wisatawan ke Lombok dan mengganggu arus mobilisasi dari Bali Lombok. Karena kalau para wisatawan menggunakan kapal laut, jelas waktunya akan habis di tengah perjalanan. Karena perbandingan waktunya sangat jauh sekali, kalau penumpang menggunakan pesawat hanya butuh waktu kurang lebih 30 menit sudah bisa tiba di Lombok yang dari Bali. Sedangkan kalau pakai ferry butuh waktu 4 sampai 5 jam baru sampai di Lombok.” Sangat mempengaruhi, karena waktu wisatawan habis di perjalanan,” tegasnya.
Sementara itu Supervisor ASDP Ferry Lembar Arif Fauzy menjelaskan meskipun ada penutapan Bandara Ngurah Rai, belum terlihat peningkatan penumpang di Pelabuhan Lembar.” Belum ada peningkatan walaupun bandara ditutup,” tegasnya.
Biasanya ketika kondisi seperti ini terjadi, pihak ASDP baik yang ada di Lembar atau Padang Bai meningkatkan waktu pemberangkatan kapal, hal ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan penumpang di pelabuhan, baik yang ada di Lembar maupun di Padang Bai.”Kalau ada kejadian seperti ini, kita percepat proses pemberangkatan penumpang.” tegasnya.
Pengalaman dari beberapa kali letusan Gunung Agung, tidak pernah ada lonjakan penumpang besar-besaran. Kalaupun ada peningkatan tetapi jumlahnya tidak terlalu besar.(ami)