Enam Objek Wisata di Loteng Rawan Kecelakaan

HL Moh. Putria
HL Moh. Putria.( M.HAERUDDIN/ RADAR LOMBOK)

PRAYA—Perkembangan sektor kepariwisataan di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) kian melejit. Namun belakangan keberadaan objek wisata di Loteng itu banyak menjadi sorotan, lantaran masih kurang amannya para wisatawan yang sedang berkunjung. Terbukti belum lama ini di salah satu objek wisata Loteng terjadi peristiwa dua wisatawan mancanegara terseret arus, tenggelam dan meninggal.

Agar kejadian itu tidak terulang kembali, Pemkab Loteng melaui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Loteng, kini mulai peka dengan memetakan objek wisata yang dianggap rawan untuk dikujungi para wisatawan. Sehingga kejadian tewasnya dua wisatawan asing asal Jeddah, Arab Saudi yang meninggal karena terseret ombak di pantai Ketapak, Dusun Tomang-Omang, Desa Selong Belanak, tdak terulang kembali.

Kadis Budpar Loteng, H Moh. Lalu Putria menjelaskan, bahwa pihaknya sangat menyayangkan adanya wisatawan asing yang menjadi korban saat mereka datang berlibur di kawasan wisata di Loteng. Namun diakui pula, kalau di pantai Tomang-Omang memang rawan terjadi kecelakaan. Karena kejadian ini bukan kali pertama ada wisatawan menjadi korban disana, tapi sudah berulang kali.

“Makanya berbagai lokasi wisata yang rawan sudah mulai kita petakan, dan akan kita buatkan pagar pembatas. Kami sangat menyayangkan kejadian ini, dan kita terus berusaha memetakan persoalan ini,” ungkap Putria, saat ditemui di Hotel D-Max, Kamis (29/8).

Putria menegaskan, sebenarnya pihakya sudah bekerja untuk memberikan keamanan pada wisatawan asing yang datang berlibur. Seperti wisatawan yang meninggal itu, sebelum korban mandi di lokasi, juga sempat diberikan peringatan oleh petugas pengamanan pantai, kalau di tempat itu sangat berbahaya, dan dilarang untuk berenang di sekitar area tersebut.

Hanya saja, mereka tidak mengindahkan peringatan tersebut. Sehingga berakibat hilangnya dua nyawa karena keganasan ombak di lokasi itu. “Ombak itu dinamakan ombak maling pantai Tomang-Omang, dan memang sudah diingatkan. Hanya saja memang kebiasaan kalau wisatawan ini malah mencari lokasi yang simbit (angker, red), karena mereka anggap sebagai tantangan,” jelas Putria.

Untuk mengantisipasi terulang kembali ada korban ditempat wisata tersebut, maka pihaknya akan memasang papan peringatan, yang isinya larangan mandi di sepanjang aliran pantai yang dianggap rawan tersebut. Selain itu, rencananya untuk area objek wisata yang rawan, pihaknya juga akan melakukan pemagaran.

“Kalau saya hitung ada sekitar enam titik objek wisata yang memang dianggap rawan atau berbahaya untuk dikujungi para wisatawan, seperti pantai Ketapang Selong Belanak, Tomang- Omang, Gili Nusa Prabu, Teunting-Unting Mekar Sari, Batu Angkus Desa Kuta, dan Gili Lawang di Selong Belanak,” terang Putria.

Pemasangan papan peringatan itu sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya dan terulangnya kecelakaan di tempat wisata. Terpenting ketika sedang melaksanakan wisata, dan bila melihat, serta membaca tanda bahaya yang dipasang di lokasi wisata yang membahayakan pengunjung, agar mematuhi peringatan. Karena kebanyakan terjadi, wisatawan justeru lebih senang dengan bahaya yang dianggap tantangan.

“Selama ini, lokasi wisata yang masuk kategori berbahaya rata-rata adalah tempat wisata pantai. Dampak kecelakaan terparah pada wisata ini terjadi korban meninggal akibat tenggelam terseret arus. Makanya dengan pembuatan papan pembatas, kita berharap tidak ada lagi korban yang merenggut wisatawan,” harap Putria. (met)

Komentar Anda