Empat Siswa Positif Covid-19, Simulasi PTM di Mataram Terancam

PTM PENUH: Simulasi PTM penuh terancam batal dilaksanakan, karena beberapa siswa atau murid yang terpapar positif Covid-19. (ALI/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Niat Kota Mataram untuk melakukan simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) penuh menemui jalan terjal. Izin yang dinantikan untuk menggelar PTM penuh berpotensi sulit diberikan. Itu karena pasien positif di Kota Mataram semakin bertambah. Bahkan empat diantaranya adalah siswa dibeberapa sekolah di Kota Mataram.

“Iya terakhir ada penambahan dua siswa yang positif. Jadi sepekan ini ada empat siswa yang positif,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr H Usman Hadi di Mataram, kemarin (2/2).

Usman lalu merincikan asal sekolah siswa yang positif Covid-19, yakni satu murid Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 3 Kecamatan Cakranegara Kota Mataram. Berikutnya siswa SD Aletheia Ampenan.  Lalu satu siswa SD 1 Ampenan. Terakhir adalah satu siswa SMP 2 Mataram terkonfirmasi positif Covid-19. “Jadinya empat murid (siswa) itu yang positif,” katanya.

Diterangkannya lagi, khusus untuk satu siswa MIN 3 Mataram, Tes PCR yang dilakukan belum keluar hasilnya. Namun hasil swab terhadap yang bersangkutan positif Covid-19. “Nah itu nanti tindakanya melalui Kemenag Kota Mataram,” ungkapnya.

Baca Juga :  Rapor Penilaian Pendidikan NTB dalam Kondisi Bermasalah Serius

Sementara untuk seluruh sekolah yang siswanya ada terkonfirmasi positif. Dinas Kesehatan sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram untuk dilakukan sterlisasi ruangan sekolah dengan penyemprotan disinfektan. “Kami minta ditutup sementara dan dilakukan penyemprotan disinfektan,” terangnya.

Lalu terhadap semua pihak yang pernah kontak erat dengan siswa positif. Diupayakan untuk mengikuti swab. Tes swab bisa dilakukan di Puskesmas  dan lainnya. “Kalaupun kami diminta datang. Kami siap untuk melaksanakan swab tes antigen terhadap dengan siapa ananda ini pernah kontak erat,” jelasnya.

Dengan terus bertambahnya siswa sekolah yang terpapar Covid-19. Rencana untuk melaksanakan simulasi PTM penuh terancam tidak bisa direalisasikan. Namun izin tersebut dipastikan bukan kewenangan Dinas Kesehatan untuk penentuannya.

“Bukan kami yang menentukan. Nanti dari Satgas Covid-19 yang berkoordinas dengan Kadis Pendidikan dan Kepala Kemenag Kota Mataram. Kami juga tidak berwenang untuk memberikan rekomendasi. Kami hanya memberikan data, ini lho yang positif dan sebagainya,” katanya.

Baca Juga :  Heterarki Masyarakat Muslim Bima dan Indonesia

Kendati demikian, pihaknya berupaya untuk meningkatkan capaian vaksinasi anak usia 6-11 tahun. Hingga 31 Januari, dari 46.655 anak sasaran vaksin. Capaiannya 52,49 persen untuk dosis pertama atau 24.487 anak. Sedangkan untuk dosis kedua dengan capaian 0,64 persen atau 297 anak. “Sekarang baru 52 persen untuk dosis pertama vaksin anak usia 6-11 tahun. Ini akan terus kita gencarkan. Stok vaksin juga kita upayakan tetap ada,” terangnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Mahfuddin Noor mengatakan, pihaknya menerima permintaan untuk penyemprotan disinfektan disejumlah sekolah. Permintaan itu karena ada siswa yang terpapar positif Covid-19. Sesuai dengan ketentuan penanganan Covid-19. Sekolah, rumah maupun perkantoran harus dilakukan sterlisasi untuk penyemprotan disinfektan.

“Iya hari ini (kemarin) kita satgas melakukan disinfektasi terhadap dua sekolah. Pertama dari SD Aletheia Ampenan dan MIN 3 Mataram. Kita langsung ke sana untuk disinfektasi di sana,” katanya. (gal)

Komentar Anda