Empat Kecamatan Mulai Dilanda Kekeringan

H Ridwan Ma’ruf (M HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA – Dampak musim kemarau tahun ini mulai terasa di wilayah Kabupaten Lombok Tengah. Catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyebutkan, setidaknya ada empat wilayah kecamatan yang mulai dilanda kekeringan. Di antaranya Kecamatan Pujut, Praya Barat, Praya Barat Daya, dan Praya Timur.

Plt Kepala BPBD Lombok Tengah, Ridwan Ma’ruf menyebutkan, dari data yang dimilikinya desa-desa di empat kecamatan ini mulai merasakan kekurangan air bersih. BPBD sendiri sudah mulai turun menyalurkan air bersih sesuai permintaan warga. ‘’Cuma kita terkendala armada. Kita tidak punya mobil tangki,’’ beber Ridwan.

Untuk penyaluran air bersih, lanjut Ridwan, BPBD bekerja sama dengan instansi lain dan pihak swasta. Selain itu, pihaknya juga terkadang harus berkoordinasi ke Mataram untuk meminta bantuan mobil tangki air. “Pihak kepolisian juga sudah mulai menyalurkan air bersih. Manakala masyarakat meminta air bersih ke BPBD, baru kita pinjam mobil tangki,’’ ujar Ridwan.

Baca Juga :  Pansus DPRD Panggil Pejabat Pemda Terkait Aset Hotel Tastura

Untuk sementara ini, Ridwan juga menyebutkan sudah menyalurkan sekitar 15 tangki air bersih. Karena masyarakat tidak meminta penyaluran air bersih setiap hari. BPBD hanya menyalurkan kepada desa yang mengusulkan saja. “Hampir sama kondisinya di empat kecamatan itu terdampak tapi yang lebih parah terjadi di Kecamatan Pujut. Sementara kondisi air kita ketahui bersama kalau di wilayah selatan ini hampir tiap tahun terjadi secara merata,” katanya.
Meski demikian, Ridwan mengaku situasi kekeringan saat ini belum terlalu parah. Tapi akibat kekeringan ini membuat BPBD berangkat ke Jakarta untuk mengikuti rapat koordinasi dalam mengantisipasi masalah kekeringan ini. “Kalau masa kekeringan ini kita masih sedang kaji. Makanya kita sudah bentuk tim yang langsung kita kerja sama dengan pihak Universitas Mataram,” terangnya.

Baca Juga :  Pedagang Sayur Keliling Ditemukan Tewas

Ridwan menambahkan, BPBD tidak hanya mengantisipasi bencana kekeringan. Namun bencana lainnya seperti bencana tsunami juga sudah mulai diantisipasi. Terlebih kondisi saat ini tidak jarang sering terjadi gempa. “Makanya kita juga sudah memasang sirine peringatan dini di Masjid Nurul Bilad Kuta dengan tiga bahasa. Di menara itu ada mengguakan bahasa Sasak, Indonesia dan bahasa asing. Untuk kita peringati kepada masyarakat,” pungkasnya. (met)

Komentar Anda