Empat Desa di Jerowaru Terendam Banjir

Banjir Jerowaru
BANJIR : Banjir melanda wilayah Desa Sukadamai Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur. (foto/Irwan Janwari/Radar Lombok)

SELONG – Curah hujan yang cukup tinggi terjadi di wilayah Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Sabtu pagi (14/3) mengakibatkan terjadinya banjir merendam empat desa.  Sebanyak empat desa yang terendam banjir tersebut diantaranya, Desa Sukadamai, Pandan Wangi, Desa Wakan, Desa Skaraja.

Banjir yang terjadi dari Sabtu pagi ini mengakibat sejumlah fasilitas publik seperti sekolah SDN 8 Sukadamai ikut terendam. Selain itu sedikitnya ada 63 rumah warga terendam banjir dan puluhan hektar sawah juga ikut terendam.

“Banjir ini disebabkan adanya air kiriman dari wilayah Lombok Tengah dan intensitas hujan yang tinggi sejak tadi malam,” terang Danramil Keruak, Lombok Timur Lettu Agil, Sabtu (14/3).

Danramil Keruak Lettu Agil mengatakan banjir yang terjadi sejak Sabtu pagi pukul 06.00 Wita mengakibatkan empat desa terendam banjir seperti Desa Wakan, desa Sukadamai, desa sukaraja dan Desa Pandan wangi dengan jumlah rumah yang terendam sebanyak puluhan rumah dan puluhan hektar sawah juga terendam.

Dari jumlah ini, yang paling parah terjadi di Dusun Pengansing Anjirawah 25 rumah di Sukadamai dan Pandan Wangi sebanyak 43 rumah. Namun sampai saat ini warga hanya mengungsi ke tetangga saja.

“Jumlah rumah yang terdampak terus berubah – rubah, ini hanya data sementara saja,” terang Lettu Agil.

Sementara itu, Sekda Lotim HM Juani Taofik mengatakan untuk mengantisipasi banjir disebabkan curah hujan dan buangan dari sawah di hulu yang berasal dari Lombok Tengah. Untuk itu pihaknya melakukan koordinasi pengamat dengan pengamat Loteng dengan mengalihkan air sungai ke wilayah Batunampar, sehingga tidak ada lagi air sungai menuju Embung Tembeng.

“Antisipasi kita saat ini, Jika curah hujan tinggi sampai malam hari, kami menugaskan piket di Embung Tembeng untuk siaga,” katanya.

Selain itu, lanjut Sekda Lotim, agar air berjalan lancar, juga mengajak masyarakat untuk gotong royong di masing –masing lingkungan untuk mengeluarkan genangan air dan memastikan kesesiapsiagaan masyarakat. Selian itu, dalam jangka menengah dan panjang, dibutuhkan normalisasi kali Ganti dan Pelapak.

“Kami akan tugaskan PUPR Bidang Pengairan untuk  koordinasi ke BWS,” katanya. 

Salah satu penyebab buangan air dari sawah masyarakat, sehingga langkah yang diambil adalah bagaimana fokusnya agar Embung Tembeng di buang airnya. Karena kondisi embung yang sudah memprihatinkan.

“Dengan kejadian ini, kita minta BWS memberikan prioritas kepada wilayah ini agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan lagi,” ujarnya. (wan)

Komentar Anda