
PRAYA — Kiper Tim Nasional Indonesia, Emil Audero Mulyadi, memanfaatkan waktu liburnya dengan pulang kampung ke Lombok Tengah. Tak hanya berwisata ke berbagai destinasi di wilayah selatan, Emil juga menyempatkan diri hadir di Lapangan Kelurahan Jontlak , Kecamatan Praya Tengah, untuk menonton langsung anak-anak bermain sepak bola, Selasa (24/6) sore.
Kehadiran Emil sekitar pukul 16.30 WITA itu disambut gegap gempita warga. Ratusan masyarakat tampak antusias menyambut kedatangannya, termasuk Bupati Lombok Tengah H. Lalu Pathul Bahri dan Ketua KONI Lombok Tengah H. Lalu Firman Wijaya, yang turut hadir menyambut Emil dan keluarganya.
Suasana berubah menjadi lautan kegembiraan. Warga berebutan ingin bersalaman dan meminta tanda tangan. Tak sedikit anak-anak yang rela melepas kausnya agar bisa mendapatkan tanda tangan langsung dari sang bintang lapangan hijau. Emil pun dengan ramah dan semangat melayani warga yang mengerubunginya, membuat petugas pengaman kewalahan.
“Terima kasih atas sambutan luar biasa untuk saya dan keluarga. Melihat senyum bahagia kalian membuat saya sangat terharu dan bangga,” ujar Emil.
Emil yang dikenal berdarah Lombok ini juga menyampaikan rasa syukurnya bisa pulang kampung. Ia bahkan menerima sebuah keris sebagai simbol kehormatan dari Ketua KONI setempat. “Keluarga saya semua di Praya, dan saya orang Lombok. Saya bangga menjadi bagian dari kalian,” ucapnya dengan hangat.
Selain menyapa warga, Emil juga memberikan motivasi kepada anak-anak yang tengah bermain bola. Ia mendorong mereka untuk tidak berhenti bermimpi dan terus berlatih. “Kalau kalian mencintai sepak bola dan terus bermain dengan semangat, suatu saat nanti kalian bisa menjadi pemain sungguhan,” pesannya penuh semangat.
Bupati Pathul Bahri pun mengenang usahanya di tahun 2009 untuk membawa Emil bergabung dengan Timnas Indonesia. “Saat itu Emil masih terikat kontrak dengan klub luar negeri, jadi belum bisa. Tapi ayahnya sudah berjuang karena cintanya pada Indonesia dan Lombok Tengah,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Emil juga menyempatkan diri berkunjung ke salah satu yayasan penghafal Al-Qur’an dan memberikan donasi sebagai bentuk kepedulian. “Kebaikan dan prestasinya tidak hanya menjadi kebanggaan, tapi juga membawa manfaat bagi masyarakat,” pungkas Pathul. (met)