Elektabilitas PDIP di Kalangan Muslim Menurun

PDIP
PDIP

JAKARTA — Pemilih dari kalangan muslim di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) disebut-sebut angkanya semakin menurun. Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, pada Agustus 2018 sebanyak 23,2 persen, namun pada Januari 2019 menyisakan 18,4 persen.

Kondisi penurunan suara itu dianggap wajar oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDIP Eriko Sotarduga. Situasi ini disebut masih bisa diperbaiki sebelum hari puncak pemilu. “Sebenarnya wajar saja dalam pemilu ada fluktuasi. Karena terkadang evaluasi terlalu ting- gi buat kita jadi lemah,” ujar Eriko di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/2).

BACA JUGA: PDIP Bertekad Menangkan Jokowi- Ma’ruf di Mataram

Eriko juga menegaskan, akan menjadi temuan ini sebagai pele- cut kerja tim pemenangan. “Ini yang jadi catatan kami untuk tingkatkan pada pemilih mus- lim. Sebenarnya hasil survei itu nggak jauh dari margin eror jadi sangat wajar,” imbuhnya.

Baca Juga :  Gubernur Pertanyakan Sikap PDIP

Namun, lanjut Eriko, PDIP se- cara umum tetap menargetkan 25 persen suara di Pemilu 2019. Sejauh ini sendiri perolehan dari sejumlah hasil survei angkanya masih berdekatan dengan target. Sekalipun ada yang di bawah 25 persen, namun jaraknya masih diambang margin of error. “Kita akan menjaga ritme pemilu itu. Bahwa kami juga menikmati coattail effect dari pak Jokowi karena kader PDIP,” pungkasnya.

Diketahui, LSI Denny JA kembali merilis hasil surveinya terkait Pemilu 2019. Hasil terbaru menunjukkan bahwa jumlah pemilih untuk PDIP dari kalangan muslim semakin menurun.

Peneliti LSI Rully Akbar menyebut, berdasar grafik PDIP di segmen pemilih Islam terbilang menurun dari survei sebelum- nya. Pada Agustus 2018 pemilih Islamnya untuk PDIP mencapai 23,2 persen. Lalu turun pada September menjadi 22,4 persen.

Baca Juga :  Bidik Bacawabup, PDIP Terus Jajaki Komunikasi

Sebetulnya sempat naik la- gi pada Oktober menjadi 23,7 persen. Berjarak sebulan turun lagi menjadi 21,8 persen. Pa- da akhir tahun 2018 menjadi 24,6 persen dan kini 18,4 persen. Menurut Rully, penurunan elektabilitas ini dikarenakan adanya reuni akbar 212 dan ijmak ulama. Hal itu membuat suara ke PDIP pecah. “Kekua- tan 212 dan ijmak ulama dan sebagainya justru memperkuat barisan Prabowo-Sandi, sehing- ga otomatis jika pemilih Joko- wi tak kuat di pemilih muslim. Yang mengambil keuntungan dari pemilih muslim adalah Par- tai Gerindra dan Prabowo-San- di,” kata Rully. (JPC)

Komentar Anda