JAKARTA – Kasus dugaan penistaan agama yang menyeret Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama ternyata mulai berimbas pada elektabilitas Presiden Joko Widodo (Jokowi). Berdasar survei Media Survei Nasional (Median), elektabilitas Jokowi turun drastis.
Direktur Eksekutif Median Rico Marbun mengatakan, elektabilitas Jokowi pada Pemilu Presiden 2014 di angka 53,1 persen. Namun, kini elektabilitas presiden yang berpasangan dengan Jusuf Kalla itu tinggal 12 persen. "Data menunjukkan kasus penistaan agama berpengaruh pada dukungan bagi Ahok-Djarot di Jakarta dan justru menguntungkan Agus-Sylvi. Dukungan terhadap calon presiden di ibu kota juga terpengaruh," tutur Rico, kemarin.
Menurut Rico, elektabilitas Jokowi yang hanya tinggal 12 persen terpaut jauh dari Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto yang berada di urutan pertama. Kandidat calon presiden di 2014 yang berpasangan dengan Hatta Rajasa tersebut mengantongi elektabilitas hingga 33,2 persen.
Menurut Rico, anjloknya elektabilitas Jokowi karena kena imbas derasnya opini negatif tentang Ahok dan geliat aksi unjuk rasa 4 November lalu, serta rencana aksi 2 Desember. “Data juga menunjukkan dalam situasi seperti saat ini muncul kuda hitam baru seperti Jenderal Gatot Nurmantyo," papar Rico.
Lebih lanjut Rico mengatakan, elektabilitas Panglima TNI mencapai 8 persen. Sedangkan di bawahnya ada Ridwan Kamil (2,8 persen) dan Agus Yudhoyono (2 persen).
Kemudian ada pula nama Yusril Ihza Mahendra (1,8 persen), Wiranto (1,2 persen), Aburizal Bakrie (1,2 persen), Jusuf Kalla (1 persen) dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (0,8 persen), Surya Paloh (0,8 persen), Megawati Soekarnoputri (0,8 persen), Ganjar Pranowo (0,6 persen) dan Basuki Tjahaja Purnama (0,6 persen). “Dari total 500 responden, 32 persen masih ragu-ragu atau tidak menjawab," pungkas Rico.(gir/jpnn)