Ekspor NTB Didominasi Tambang Tembus 97,27 Persen

Kepala BPS Provinsi NTB, Wahyudin saat press rilis, Rabu (15/2). (RATNA / RADAR LOMBOK)

MATARAM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mencatat neraca perdagangan luar negeri NTB pada periode Januari 2023 surplus sebesar US$ 243,11 juta. Dominasi ekspor NTB didominasi tambang yang tembus di angka 97,27 persen dari nilai total ekspor NTB. sementara itu, surplusnya nilai ekspor NTB pada Januari 2023 disebabkan nilai ekspor NTB pada Januari masih jauh lebih besar dibandingkan impor.

“Neraca perdagangan NTB pada bulan Januari 2023 surplus sebesar US$ 243,11 juta. Naik sekitar US$ 28,51 juta dari bulan Desember sebanyak US$ 214,60 dan US$ 9,73 dibanding Januari 2022 sebesar US$ 233,38 juta,” sebut Kepala BPS Provinsi NTB, Wahyudin saat press rilis di Kantor BPS.

Wahyudin menyebut nilai ekspor NTB pada bulan Januari 2023 tercatat mencapai US$ 258,11 Juta, atau mengalami kenaikan sebesar 11,10 persen dibandingkan bulan Desember 2022 dan jika dibandingkan Bulan Januari 2022 mengalami kenaikan 3,45 persen. Sebaliknya kinerja impor diperiode yang sama hanya sebesar US$ 15,00 juta.

“Ini berarti impor mengalami penurunan sebesar 15,35 persen dibandingkan dengan impor bulan Desember 2022 sebesar US$ 17,72 juta,” bebernya.

Wahyudin mengatakan surplus nilai ekspor NTB berasal dari kelompok komoditas ekspor barang galian atau tambang non migas sebesar US$ 251.066.478, yakni sekitar 97,27 persen dari total nilai ekspor. Disusul komoditas gandum-ganduman sebesar US$ 3.788.950 (1,47 persen), seperti jagung, perhiasan / permata sebesar US$ 1.745.956 (0,68 persen), ikan dan udang sebesar US$ 785.310 (0,30 persen), serta garam, belerang, kapur sebesar US$ 335.036 (0,13 persen).

Surplus neraca perdagangan NTB naik karena didorong oleh tambang yang juga naik. Ada juga beberapa komoditas non tambang yang naik, seperti kelompok ikan dan udang, daging dan ikan olahan.

Nilai ekspor Januari 2023 yang terbesar ditujukan ke negara Cina sebesar 55,38 persen, disusul Korea Selatan sebesar 28,36 persen, kemudian Filipina sebesar 15,14 persen. Disisi lain sektor nonmigas hanya sekitar USD 5,29 miliar, tereduksi oleh defisit sektor migas senilai USD1,42 miliar. Adapun kelompok komoditas impor dengan nilai terbesar pada Januari 2023 adalah karet dan barang dari karet (58,70 persen), mesin-mesin atau pesawat mekanik (18,97 persen) dan benda-benda dari besi dan baja (7,03 persen), serta bahan bakar mineral (5,90 persen).

“Impor Januari 2023 berasal dari Jepang (58,66 persen), Amerika Serikat (29,16 persen), Malaysia (5,88 persen) dan lainnya (6,30 persen),” ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi NTB Baiq Nelly Yuniarti menambahkan pihaknya terus mendorong peningkatan komoditas ekspor non tambang NTB. Saat ini NTB memiliki potensi ekspor yang besar, antara lain kopi, produk kerajinan ketak, sarang burung walet, lobster, ikan segar, mutiara, dan vanili.

“Nilai ekspor kita memang terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap tahunnya. Baru-baru ini kita baru kirim komoditas barang fresh, yakni rambutan dan manggis yang dikirim ke Dubai,” jelasnya. (cr-rat)

Komentar Anda