Efek Rokok Elektrik pada Perokok Pasif

BERDAMPAK: Seperti rokok berbahan baku tembakau, rokok eletrik juga dinilai memberikan dampak negatif kepada perokok pasif. (Ist/)

ROKOK tidak hanya memberikan efek  kepada si perokoknya saja  tetapi juga orang di sekitarnya atau disebut dengan perokok aktif. Tetapi rokok justru bisa berbahaya  bagi orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap yang  dihasilkan oleh perokok atau disebut dengan perokok pasif.

Rokok elektrik tidak mengandung asap, melainkan menghasilkan uap. Akan tetapi uap yang mereka hasilkan dari perokok ini membuat orang lain di sekitarnya untuk menghirupnya. 

Sejumlah penelitian telah menemukan formalin, benzena dan nitrosamin spesifik tembakau (semua ini bahan karsinogen) yang berasal dari uap rokok elektrik. Penelitian lain menunjukkan bahwa bahan kimia dalam uap rokok elektrik mengandung formalin, asetaldehida dan racun potensial lainnya. Tidak ada bukti yang menunjukkan emisi rokok elektrik aman untuk perokok pasif.” Tetap saja uap rokok elektrik berbahaya bagi perokok  pasif,'' tegas dr M Faruk dokter di RS Risa Sentra Medika kepada Radar Lombok Selasa kemarin (22/11).

Baca Juga :  Rokok Elektrik Tidak Lebih Aman dari Tembakau

Dijelaskan  olehnya, banyak negara yang sudah melarang konsumsi rokok elektrik ini, seperti Australia, Kanada, Brazil, dan Argentina. Dan jejak mereka ini diikuti juga oleh negara-negara yang tergabung dalam GCC (Gulf Cooperation Council; dewan ker ja sama untuk negara-negara Teluk Arab). Hal ini mereka sepakati dalam konferensi kementerian kesehatan dari negara-negara GCC.

Indonesia merupakan negara tujuan ekspor produsen rokok elektrik. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah perokok kretek yang cukup besar. Sampai saat ini, rokok elektrik masuk ke Indonesia sebagai komoditi perdagangan alat elektronik lainnya, bukan sebagai rokok atau pun obat-obatan dan belum ada izin edar dari BPOM, sehingga belum diketahui tingkat keamanannya di Indonesia.

Baca Juga :  Petani Tembakau Tolak Harga Rokok Naik

Produk rokok kretek menampilkan kandungan nikotin dan Tar dalam setiap kemasannya, sedangkan rokok elektrik tidak mencantumkan apa-apa terkait kandungan produk mereka. Karena sifatnya isi ulang, pemakai tidak dapat mengetahui dengan pasti seberapa banyak kandungan nikotin dan bahan berbahaya lainnya yang masuk ke dalam paru-paru mereka.

Menurut Faruk, rokok elektrik  memang lebih modis, lebih bergaya dan lebih kekinian akan tetapi karena berbagai resiko kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok elektrik  yang disebutkan diatas tidak lebih baik dibanding rokok kretek, maka sebaiknya   berhenti merokok, baik rokok kretek maupun rokok elektrik (vape). “ Sayangi tubuh Anda dengan melakukan perubahan gaya hidup menjadi gaya hidup sehat dengan tidak merokok apapun jenis rokok itu,” sarannya. (ami)

Komentar Anda