Dusun Puntik Baru, Janapria Jadi Pilot Projek Tanaman Jahe Merah

Jahe Merah Janapria
MENANAM : Sejumlah petani di Dusun Puntik Baru Desa Jango, Kecamatan Janapria mulai menanam jahe merah di lahan puluhan are sebagai uji coba.

RAYA – Kebijakan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menaikkan cukai rokok mulai Januari 2021 sebesar 12,5 persen akan berdampak pada harga rokok semakin mahal. Hanya saja, harga rokok yang semakin mahal disebabkan kebijakan kenaikan cukai rokok tidak berbanding lurus dengan nasib petani tembakau. Perusahaan justru akan memangkas pembelian tembakau dari petani.

Kondisi tersebut perlu diantisipasi oleh petani dengan cara mencari tanaman alternatif sebagai pengganti tanaman tembakau. Seperti yang mulai dirintis sejumlah petani di dua desa di Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah, yakni di Dusun Puntik Baru, Desa Jango dan Dusun Keruak Desa Saba dengan beralih menanam jahe merah.

Uji coba penanaman jahe merah di dua dusun desa yang berbeda tersebut dilakukan di atas lahan seluas 80 are. Para petani mendatangkan langsung bibit jahe merah dari Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.

Salah seorang petani jahe merah Ahmad Rifai mengaku ujicoba tanaman jahe merah ini menjadi alternatif di tengah harga tembakau yang semakin tidak menentu. Telebih lagi adanya kebijakan pemerintah menaikan cukai rokok yang bisa berimbas pada semakin sedikitnya hasil produksi tembakau petani yang dibeli oleh perusahaan.

“Kami mulai menanam jahe merah di lahan seluas 80 are sebagai contoh bagi petani lainnya agar tidak hanya mengandalkan tanaman tembakau dan cabe saja. Karena harga jual dari jahe merah ini cukup menjanjikan dan peluang pasarnya juga sangat terbuka luas,” beber Ahmad Rifai, Senin (14/12).

Rifai mengaku selama ini masyarakat petani di dua dusun dan desa berbeda di Kecamatan Janapria ini terbiasa menanam tembakau, cabe dan tomat. Hanya saja, untuk tanaman cabe dan tomat harganya tidak menentu. Bahkan, ketika produksi banyak, harga tomat dan cabe sangat murah, tidak sebanding dengan biaya perawatan dan tenaga yang telah dikeluarkan oleh petani.

Kondisi berbeda jika menanam jahe merah. Selain harga jual lebih bagus, permintaan dari pasar, termasuk di sejumlah perusahaan besar nasional juga cukup tinggi. Untuk menanam jahe merah tidak dibutuhkan perlakuan khusus dan biaya besar, seperti biasanya di tanaman tembakau, cabe dan tomat. Tanaman jahe merah ini, sama seperti tanaman kunyit, laos pada umumnya.  Hanya butuh air secukupnya dan bisa di kontrol sekali waktu.

“Biaya yang dikeluarkan petani jahe merah ini sedikit tidak sebesar biaya menanam tembakau dan cabe. Perawatannya juga tidak perlu ketat seperti tembakau dan cabe. Petani bisa mencari pekerjaan lain sembari menanam jahe merah ini,” kata Irfan yang juga menjadi guru di SDN 2 Janapria ini.

Lebih lanjut Rifai mengatakan, ketertarikannya untuk beralih menanam jahe merah, setelah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan dari PT Bintang Toedje. Bahkan, untuk peluang pasar, PT Sido Muncul dan salah satu perusahaan di Denpasar siap membeli hasil panen jahe merah petani dengan harga menarik. Berawal dari pelatihan dan terbukanya peluang pasar jahe merah tersebut membuat Ahmad Rifai semakin mantap untuk memulai menanam jahe merah dan mengajak masyarakat menjadikan tanaman tersebut alternatif yang menjanjikan kedepannya.

“Untuk pasar jahe merah ini, kami juga sudah ada kerja sama dengan sejumlah perusahaan yang siap membeli dengan harga menarik,” ucapnya. (luk)

Komentar Anda