MATARAM – Manuver politik TGBKH M Zainul Majdi terus menjadi perdebatan di tingkat lokal hingga nasional. Mengingat, keputusan TGB yang memberikan dukungan kepada Joko Widodo pada pemilihan presiden (pilpres) mendatang tidak pernah disangka banyak pihak.Â
BACA JUGA:Â Dukung Jokowi, TGB Dinilai Rasional dan Realistis
Pengamat politik NTB, Agus MSi menganalisa cukup dalam fenomena saat ini. “Politik itu adalah soal siapa mendapatkan apa, kapan dan di mana. Maka dukungan TGB ke Jokowi tentu tidak gratis,” sebutnya kepada Radar Lombok, Senin (9/7).
TGB sejak setahun terakhir cukup intens mensosialisasikan dirinya di kancah nasional. Puluhan provinsi telah didatangi untuk berdakwah dan menjadi lebih dikenal. Strategi tersebut berhasil, popularitas TGB semakin meningkat dan sejajar dengan tokoh-tokoh nasional lainnya. Belakangan ini, kata Agus, TGB mengalami kesulitan masuk sebagai calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) lewat Partai Demokrat. “Persoalannya, elektabilitas Jokowi hingga saat ini masih memimpin,” kata Agus.Â
Di sisi lain, jadwal pendaftaran capres dan cawapres sudah di depan mata. Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan membuka pendaftaran tanggal 4-10 Agustus 2018. “Di sini, Nasdem merupakan parpol pendukung Jokowi sejak awal dan konsisten hingga saat ini,” terangnya.Â
Semua gerak-gerik politisi, apalagi seorang tokoh yang digadang-gadang akan maju pilpres, tentu saja tidak bisa dilihat berdiri sendiri. Manuver dan peristiwa yang terjadi, semuanya memiliki keterkaitan.Â