Dukungan Duet Syamsul Lutfi-Lale Yaqut Menguat

Ilustrasi Pilkada Lotim

MATARAM—Dukungan pencalonan Syamsul Lutfi dan Lale Yaquttunafis dalam pilkada Lombok Timur 2018 terus menguat. Kedua sosok itu diharap bisa berduet menakhodai kepemimpinan Lotim.

“Paket Syamsul Lutfi-Lale Yaquttunafis ini juga bagus untuk memulai babak penyatuan NW ke depan jika mereka berpasangan dan memenangkan Pilkada,” kata alumni magister Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Saiful Hamdi, kepada Radar Lombok, Selasa kemarin (18/4).

Katanya, suksesi Pilkada Lotim adalah kesempatan unik. Ini karena basis NW ada di Lotim dan kemungkinan peluang menang juga cukup besar. Praktis, kesempatan itu harus dimanfaatkan.

Dalam Pilkada Lotim, jelasnya, NW diharapkan bersatu mengusung pasangan calon sama. Ranah politik harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk melanjutkan estafet perjuangan Maulana membangun bangsa, bukan hanya lahan bagi-bagi kue kekuasaaan.

“Hanya orang yang tidak paham politik yang tidak mau memanfaatkan ini,” ucapnya.

Menurutnya, harapan paling fundamental dari jamaah adalah NW bisa bersatu. Hal ini bisa diawali dengan bersatu NW dalam mendukung Syamsul Lutfi-Lale Yaquttunafis dalam pertarungan perebutan kursi Lotim 1 dan Lotim 2.

Kendati begitu, ia mengatakan, walaupun peluang menang besar karena pemilih di NW sebagian besar pemilih psikologis dan sosiologis, tetapi pemilih rasional juga mulai meningkat jumlahnya terutama di kalangan anak muda. Lutfi dan Yaqut harus kerja keras dan membutkitkan diri mereka layak memimpin Lotim.

“Pilkada Lotim 2018 ini adalah kesempatan besar bagi NW merebut kembali panggung politik di Lotim,” ucapnya.

NW Pancor sudah lama mendeklarasikan Syamsul Lutfi sebagai kandidat calon bupati. Tak mau kalah, Anjani pun menyokong Lale Yaquttunafis sebagai calon bupati di Pilkada Lotim. Namun, upaya komunikasi politik untuk menyatukan duet Syamsul Lutfi-Lale Yaquttunafis pun terus dilakukan.

Pengamat politik NTB, Darmansyah MSi mengatakan, saling berkompetisi kedua NW dengan mengusung kader sebagai bakal calon bupati akan merugikan kedua belah pihak. “Dengan kedua NW berkompetisi, maka pihak ketiga atau pihak di luar calon NW akan diuntungkan,” kata dosen Universitas Muhammadiyah Mataram itu.

Bukan tanpa alasan ia mengatakan hal demikian, Pillkada Lotim 2013 lalu menunjukkan bagaimana terpecahnya dukungan jamaah NW. Kondisi ini disebutnya memberikan keuntungan kepada pihak ketiga atau calon berasal dari luar NW.

Menurutnya, alangkah lebih baik kedua NW tersebut mendukung dan mengusung pasangan calon sama. Sehingga suara riil jamaah NW di Lotim akan lebih solid dan utuh. (yan)