Dukung Pariwisata, Peran Perbankan Perlu Ditingkatkan

DIGITAL BANKING: Wagub NTB, H. Muhammad Amin, ketika membuka kegiatan FGD Peran Digital Banking dalam Pertumbuhan Ekonomi NTB di Sektor Pariwisata dan Industri Kreatif, yang digelar Forum Wartawan Pariwisata NTB dan Bank Mandiri Mataram (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAMā€”Forum Wartawan Pariwisata NTB, didukung Bank Mandiri menggelar kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Peran Digital Banking dalam Pertumbuhan Ekonomi NTB di Sektor Pariwisata dan Industri Kreatif, Rabu (26/7) di Hotel Fizz Mataram.

FGD dibuka oleh Wakil Gubernur NTB, H Muhammad Amin, dan dihadiriĀ Head Area Bank Mandiri Mataram, Gunawan Edi Sasongko, Kepala Dinas Perdagangan NTB, Hj Putu Selly Andayani, Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata NTB, Hartati, Perwakilan Kepala OJK NTB, dan pengamat ekonomi, DR Firmansyah, dengan melibatkan sekitar 50 orang peserta dari unsur pelaku wisata, pelaku UMKM, dan awak media.

Dalam sambutan, Wakil Gubernur NTB, Muhammad Amin mengatakan, dukungan perbankan perlu terus ditingkatkan untuk sektor pariwisata dan juga UMKM di NTB. Mengingat pertumbuhan sektor pariwisata di NTB cukup baik mencapai 21 persen per tahun, yang menurut Wagub akan lebih maksimal dengan keterlibatan semua pihak, termasuk perbankan.

Wagub berharap, FGD yang digelar bisa membuahkan pemikiran bersama semua pihak, dan selanjutnya menjadi rekomendasi kebijakan Pemerintah dan stakeholders terkait, untuk bisa memaksimalkan sinergitas perbankan dengan pelaku wisata dan UMKM di NTB.

Sementara itu, Ketua Forum Wartawan Pariwisata (FWP) NTB, Sigit Setyo Lelono mengatakan, pengembangan ekonomi digital atau digital banking memiliki peran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sekaligus mendukung inklusi keuangan di Indonesia.

Baca Juga :  Apresiasi Pelanggan Setia, Telkomsel Siapkan 2 Motor

Berbagai upaya, kata Sigit, terus dilakukan pemerintah untuk mendorong perkembangan teknologi digital di bidang keuangan ini. Dimana Bank Indonesia juga terus mendorong inklusi keuangan, dengan mengintegrasikan ekosistem non tunai dalam program dan layanan pemerintah untuk meningkatkan efisiensi penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat.

Data menyebutkan, di tengah kondisi perekonomian global yang diliputi ketidakpastian, perekonomian Indonesia yang berbasis konsumsi masih berdayatahan, dengan pertumbuhan ekonomi yang positif hingga triwulan III 2016.

Sigit menyampaikan pertumbuhan konsumsi yang cukup tinggi tersebut, antara lain didorong oleh semakin mudahnya aktivitas jual beli melalui berbagai platform yang kini tersedia bagi konsumen untuk memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan. Salah satunya adalah aktivitas belanja daring atau e-dagang (e-commerce). Aktivitas belanja daring tersebut dapat menghubungkan konsumen langsung dengan produsen, termasuk berbagai UMKM.

“Dalam konteks tersebut, Digital Banking dipandang berpotensi untuk menjembatani kebutuhan dan menggerakan kegiatan sektor usaha kecil dan mikro, serta masyarakat secara luas, sekaligus turut mendorong inklusi keuangan di wilayah NTB,” ujar Sigit.

Sigit melanjutkan, tumbuh dan berkembang positifnya perekonomian NTB beberapa tahun terakhir, terutama dengan dukungan perkembangan sektor pariwisata memiliki potensi kuat untuk mendorong terus berkembangnya layanan digital banking di NTB, sekaligus meningkatkan inklusi keuangan di daerah tersebut.

Layanan digital banking paling sederhana semisal pembayaran non tunai menggunakan kredit card dan debit card, sudah mulai digunakan di jumlah destinasi wisata di Lombok dan Sumbawa. Selain hal ini juga akan memudahkan wisatawan berbelanja. Karena umumnya wisatawan tidak membawa uang tunai dalam jumlah banyak, sehingga pola ini juga efektif membantu para pelaku usaha dalam setiap kali proses transaksi dilakukan.

Baca Juga :  Serapan Pembelian Bulog Masih Dibawah 50 Persen

“Di NTB, layanan berbasis digital banking juga sudah tersedia di gerai-gerai Alfamart dan Indomart, yang bahkan kini telah banyak tersebar di wilayah kecamatan di NTB. Sehingga secara idak langsung ini juga mengedukasi masyarakat tentang manfaat digital banking,” ucap Sigit.

Hanya saja, lanjut Sigit, penyebaran sistem digital banking masih belum optimal, lantaran masih banyak pelaku usaha, jasa pariwisata, pusat Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) di sejumlah destinasi wisata di Lombok dan Sumbawa yang masih menggunakan sistem konvensional dalam transaksi keuangannya.

Sigit berharap, melalui FGD ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi NTB, serta inklusi keuangan melalui digital banking di NTB. Yang menurut Sigit, pertumbuhan digital banking sangat membutuhkan sinergi diantara pemangku kepentingan terkait.

“FGD ini diharapkan dapat menjadi salah satu forum kolaborasi positif yang mampu mengangkat berbagai solusi bagi peningkatan kesejahteraan hidup masyarat NTB ke depan,” pungkas Sigit. (luk)

Komentar Anda