Duet Zul-Uhel Dinilai Miliki Keunggulan

ZUL-UHEL (IST/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Pengamat politik Muhammad Saleh menilai duet Zulkieflimansyah-HM Suhaili (Zul-Uhel) memiliki beberapa keunggulan, jika duet itu benar-benar bisa terwujud di kontestasi Pilkada NTB 2024. Bahkan menurutnya, duet Zul-Uhel potensi bisa mengungguli rival di kontestasi Pilgub NTB, seperti duet Sitti Rohmi Djalillah-HW Musyafirin, dan duet Lalu Gita Ariadi-Sukiman Azmy.

Diantara keunggulan duet Zul-Uhel, kedua tokoh itu relatif memiliki basis pemilih yang riil. Dr Zul di Kabupaten Sumbawa, dan Suhaili di Kabupaten Lombok Tengah.

Dalam Pilkada NTB 2018 lalu, Zul yang berpasangan dengan Sitti Rohmi menjadi kandidat peraih suara terbanyak. Sementara Suhaili yang berpasangan dengan Muhammad Amin jadi kandidat runner up atau peraih suara terbanyak kedua. “Artinya, dengan digabung dua kekuatan politik ini, maka itu berpotensi bisa mengungguli rival di Pilgub,” ucap mantan Ketua KPU Lombok Timur ini, kepada Radar Lombok, Senin kemarin (27/5).

Dia berpandangan, baik Zul dan Suhaili sudah teruji dalam pertarungan di politik di NTB. Dr Zul meski pendatang baru di pentas politik di NTB pada Pilgub 2018 lalu, namun Dr Zul berpasangan Sitti Rohmi mampu jadi pemenang dan mengalahkan rival politik seperti Ali BD Bupati Lotim periode, Ahyar Abduh Wali Kota Mataram.

Sedangkan Suhaili mampu membuktikan kekuatan politik di Loteng, dengan menjadi Bupati dua periode dan peraih suara terbanyak di Loteng pada Pilgub 2018 lalu. “Saya kira duet Zul-Uhel ini adalah perpaduan yang komplit,” ujar Saleh.

Dia menambahkan, jika duet Zul-Uhel ini terwujud, ada dua Parpol besar yang dipastikan akan menjadi motor utama koalisi pengusung, yakni Partai Golkar dan PKS. Kedua Parpol itu menjadi peraih suara terbanyak di Pileg 2024 di DPRD NTB. Partai Golkar 10 kursi dan PKS 8 kursi, sehingga total ada 18 kursi. “Belum ditambah jika ada Parpol lain yang bergabung,” terang Saleh.

Selain itu, dari sisi kekuatan logistik menurutnya Dr Zul adalah kandidat yang dinilai sudah siap dengan kekuatan logistiknya. Karena sebagai Gubernur NTB periode 2018 – 2023, dia menyakini Dr Zul sudah mempersiapkan dan menghimpun pundi-pundi logistik yang akan dipergunakan untuk memenangkan kontestasi di Pilgub, dengan siapapun yang jadi Cawagub pendampingnya.

Baca Juga :  DPRD Imbau Gubernur tak Keluarkan Kebijakan Strategis

Suhaili sudah hampir lebih dari 5 tahun tidak berkuasa dan menjabat di pemerintahan, tentu akan kesulitan dalam menghimpun pundi-pundi logistik. “Namun itu akan teratasi dengan Suhaili menjadi Cawagub dari Zulkieflimansyah,” bebernya.

Dia menilai, jika pun Suhaili benar-benar memilih mendampingi Dr Zul sebagai Cawagub, maka itu tidak terlepas dari Suhaili yang menyadari bahwa dia tidak memiliki finansial memadai. Dengan tidak menjabat selama lebih dari lima tahun, tentu membuat Suhaili tidak bisa menghimpun kekuatan logistik yang memadai.

Selain itu, keputusan Suhaili bersedia menjadi Cawagub Dr Zul, karena intervensi dari DPP Partai Golkar. Karena potensi duet Zul-Suhaili lebih besar peluang menang dibandingkan Suhaili berpasangan dengan lainnya.

“Jika Suhaili menolak keinginan DPP Golkar itu, maka rekom usungan Golkar tidak akan diberikan. Suhaili pun terancam tidak bisa nyalon. Ini yang jadi pertimbangan Suhaili akan mengiyakan untuk berpasangan dengan Dr Zul,” tandasnya.

Disinggung adanya Pj Gubernur NTB Lalu Gita sebagai Cagub dan berpasangan dengan Sukiman Azmy sebagai Cawagub. Apakah Pj Gubernur Lalu Gita yang berasal dari Loteng mampu menarik sebagian besar pemilih di Kabupaten Loteng?

Saleh mengatakan, hal itu belum tentu. Pasalnya, Pj Gubernur Lalu Gita meski maju mencalonkan diri sebagai Cagub, namun Lalu Gita sama sekali belum teruji menghadapi pertarungan di kontestasi Pilkada.

Dalam Pilkada Loteng 2020 lalu, Istri Pj Gubernur Lalu Gita, Lale Prayatni harus menelan kekalahan dari rival politiknya. “Ini jadi kelemahan dari Pj Gubernur, belum teruji menghadapi kontestasi di Pilgub,” imbuhnya.

Sementara itu, HM Suhaili FT ketika dikonfirmasi terkait duet Zul-Uhel tersebut, sama sekali tidak memberikan respon. Sementara Dr Zulkieflimansyah yang dikonfirmasi terkait dirinya akan dipasangkan dengan politisi senior Partai Golkar HM Suhaili FT. Gubernur NTB periode 2018 – 2023 tak mau buru-buru memberikan tanggapan. Ia tak mau mengambil kesimpulan sendiri terkait duet Zul-Uhel.

Menurutnya, keputusan kolektif dari PKS yang akan menjadi dasar pertimbangan dirinya dalam memantapkan posisi berpasangan dengan HM Suhaili. “Kita tunggu hasil rapat di partai (PKS, red),” tandas Dr Zul.

Baca Juga :  Kasus BPR Batukliang, Kejari Loteng Koordinasi dengan Kejati dan Polda

Sebelumnya, ramai diberitakan mantan Bupati Loteng HM Suhaili FT akan berpasangan dengan Asrul Sani, yang merupakan anak mantan Bupati Lotim Ali BD. Bahkan Suhaili-Asrul sebelumnya juga secara bersamaan telah menyerahkan berkas pendaftaran ke sejumlah Parpol untuk menjadi kendaraan politik maju di Pilkada NTB.

Namun dalam perjalanan, duet Suhaili- Asrul ternyata mulai goyang. Dimana hal itu tak lepas dari Suhaili yang dikabarkan menjalin komunikasi politik dengan Zulkieflimansyah. Bahkan di beberapa pemberitaan, duet Zulkieflimansyah-Suhaili informasinya akan  segera menggelar deklarasi.

Terkait itu, Asrul Sani ketika dikonfirmasi hanya menanggapi santai. Dia bahkan mengaku legowo jika ditinggalkan Suhaili untuk berpasangan dengan Zulkieflimansyah. “Silakan saja kalau mau deklarasi. Itu biasa- biasa saja,” jawab Asrul.

Sejauh ini terang Asrul, komunikasi politik dengan Suhaili untuk maju di Pilkada NTB masih tetap  berjalan seperti biasa. Dalam arti Suhaili belum pernah menyampaikan secara langsung akan  meninggalkannya, dan mencari pasangan yang lain.

Terlebih lagi mereka sebelumnya juga telah mendaftar ke tiga Parpol, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai NasDem sebagai bukti keseriusan Suhaili-Asrul maju Pilkada NTB. “Kita hanya memendaftar ke tiga partai itu, karena punya hubungan emosional yang baik,” imbuhnya.

Yang jelas lanjut Asrul, sesuai komitmen awal jika dirinya ditinggalkan dan batal berpasangan dengan Suhaili, maka ia pun memastikan diri tidak akan ikut maju di Pilkada NTB. Sejak awal komunikasi, ia  hanya bersedia untuk menjadi bakal Cawagub mendampingi Suhaili, dan bukan dengan calon yang lain. Begitu pun sebaliknya, Suhaili juga masih tetap punya komitmen yang sama seperti dirinya. Sehingga Asrul meyakini jika Suhaili masih akan menjadikannya sebagai Cawagub.

“Sejauh ini saya tidak pernah ada komunikasi dengan calon lain. Komitmen saya hanya dengan Pak Suhaili saja. Kalau dengan yang lain saya tidak mau. Kalau saya batal dengan Pak Suhaili, saya kembali menjadi ASN dan tidak akan maju. Karena dari awal saya tidak pernah punya plan A, B, C, kecuali dengan Pak Suhaili,” pungkas Asrul. (yan/lie)