Dua Perusahaan Besar di Mataram Ajukan Perubahan Izin Ulang

Dua Perusahaan Besar Ajukan Perubahan Izin Ulang
BERUBAH NAMA : RSGUM di Jalan Majapahit telah berubah nama menjadi RS. Siloam. (Sudir/Radar Lombok)

MATARAM- Dua unit usaha perusahaan besar di Mataram mengajukan perubahan izin masing-masing Rumah Sakit Graha Ultima Medika (RSGUM) menjadi Rumah Sakit Siloam, dan Golden Tulip Hotel menjadi Lombok Astoria.

Dua tahun keberadaan RSGUM dibawah kendali pemilik PT.Varindo Lombok Inti, Farid Herusetiawan. Kini RSGUM dijual ke grup Lippo, PT. Siloam International Hospitals. Sementara Golden Tulip di bawah naungan Louvre Hotel Group, terhitung sejak 20 Juni 2017 hotel ini berganti nama menjadi Lombok Astoria. Keputusan ini diambil Direktur Utama PT. Mataram Andalas Semesta (PT MAS).

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu Pintu Kota Mataram Cokorda Sudira M. mengatakan, perubahan kepemilikan disertai dengan beberapa perubahan. “ Kalau IMB-nya tidak berubah. Yang berubah hanya izin operasional seperti SIUP dan TDP,” katanya kepada Radar Lombok, Sabtu (8/7).

Baca Juga :  Perbaikan KBC Tanggung Jawab PDAM

Perubahan nama seperti RSGUM karena telah dijual ke perusahaan lain oleh pemiliknya. Sejak bulan Mei lalu telah ada perubahan nama. Ia juga telah melayangkan surat ke manajemen RSGUM maupun Lombok Astoria untuk melakukan perubahan izin operasional sesuai dengan aturan. “ Sudah ada pengurusan ulang untuk izin operasional,’’ ujarnya.

Menurutnya, iklim investasi di Kota Mataram dirasa tetap aman, terhitung  sejak periode 1 Januari-30 April 2017, nilai investasi Kota Mataram sebesar Rp 263,3 miliar. Secara rinci dapat dilihat setiap bulan mengalami peningkatan dari  di bulan Januari Rp132,9 miliar bulan Februari, bulan Maret Rp 23,9 miliar dan bulan April sebesar Rp 67,5 miliar,” jelasnya.

Keberadaan rumah sakit dapat menyumbang PAD ke Kota Mataram cukup besar Rp 80,8 miliar. Selanjutnya bidang usaha konstruksi atau real estate Rp17,9 miliar, jasa travel, telekomunikasi, ticketing, finance, pariwisata Rp10,9 miliar dan terakhir bidang usaha rumah makan Rp415 juta. Dari enam jenis bidang usaha yang menyumbang peningkatan nilai investasi di Kota Mataram tahun 2017, bidang usaha pengadaan barang dan jasa berada pada peringkat pertama dengan nilai Rp153,1 miliar.

Baca Juga :  Pembangunan Jalan Pinggir Sungai Dilanjutkan

Sementara itu anggota Komisi II DPRD Kota Mataram Lalu Suriadi mengatakan, perusahaan harus mematuhi aturan, serta memberikan dampak positif pada daerah terkait dengan PAD Kota Mataram. khusus di bidang jasa dan rumah sakit Kota Mataram  telah mengalami peningkatan. ‘’ Kita tetap minta ada dampak positif bagi, daerah seperti PAD. Dari sisi investasi Kota Mataram kita harapkan terus meningkat,’’ katanya. (dir)

Komentar Anda