DPRD Provinsi NTB Pertanyakan Peran Baznas Membantu Korban Gempa

DPRD Provinsi NTB Pertanyakan Peran Baznas Membantu Korban Gempa
BUTUH BANTUAN : Anak-anak korban bencana, melawan rasa malunya untuk meminta sumbangan di pinggir jalan raya karena terbatasnya bantuan. (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Kalangan DPRD Provinsi NTB mulai mempertanyakan peran Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) NTB dan kabupaten/kota dalam membantu penanganan korban gempa.

Pertanyaan ini dilontarkan Ketua Fraksi PKS DPRD Provinsi NTB, H Johan Rosihan, karena melihat tidak adanya peran Baznas dalam membantu korban gempa selama ini. Padahal potensi yang dimiliki cukup besar untuk bisa membantu. Sementara lembaga swasta lain, begitu nyaring terdengar dan terlihat membantu masyarakat. 

BACA JUGA: Warga Sumbawa Barat Masih Bertahan di Tenda Pengungsian

“Mau tanya nih sama teman-teman, ada yang lihat peran Baznas NTB selama penanganan korban gak ya,” sentil Johan, Kamis (23/8).

Johan memiliki catatan terkait dana yang dikelola Baznas. Jumlah uang yang terkumpul hingga bulan Agustus ini bisa dihitung. Jumlahnya cukup besar dan akan mampu membantu korban bencana secara signifikan. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi NTB tahun 2018, belanja pegawai mencapai Rp 1,3 triliun. Maka, dana yang terkumpul dari zakat profesi saja biaa mencapai Rp 34 miliar.

“Dengan nisbah zakat profesi 2,5 persen, kita bisa menghimpun sekitar Rp 34 miliar,” terangnya. Menurut Johan, uang yang terhimpun hingga bulan Juli, jumlahnya mencapai Rp 20.184.607.763. Uang sebesar itu, belum lagi ditambah dengan belanja pegawai untuk belanja langsung atau honorarium yang juga menjadi objek zakat. Apabila dihitung, maka terhimpun potensi dana sosial sebesar Rp 4,6 miliar dengan asumsi potensi realisasi Rp 2,6 miliar. “Jadi kalau kita total dari zakat profesi berdasarkan perda zakat saja, per bulan ini ada dana di Bazda Rp 30 miliar ditambah Rp 7,2 miliar,” ungkapnya.

Johan menyampaikan hal tersebut, mengingat peran Baznas dalam penanganan bencana yang belum optimal. “Ternyata dalam kenangan gempa ini, yang muncul dan eksis adalah Laznas yang dikelola secara swasta. Seperti Rumah Zakat, ACT, PKPU dan payung LAZNAZ yaitu FOZ,” sebutnya.

Baca Juga :  Kunjungan Tinggi, Wisatawan Lombok Utara Tak Terpengaruh Gempa

Di wilayah Kabupaten Lombok Utara (KLU), sempat dilihat ada beberapa tenda dan personal Baznas Provinsi NTB. Waktu itu ada TGH Munajib, namun personelnya tidak banyak. “Mungkin karena penghuni Bazda itu adalah orang-orang tua. Jadi gerak dan langkahnya sangat terbatas dan kurang kreatif,” tukasnya.

Lembaga Zakat Nasional (Laznas) begitu tampak dalam penanganan bencana. Berbagai jenis bantuan telah disalurkan. Jumlahnya juga cukup banyak dan begitu tanggap. “Mungkin saatnya Baznas NTB diiisi oleh anak-anak muda yang menguasai ilmu zakat dan pengembangan yang kreatif,” sarannya.

Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB, TGH Mahalli Fikri menambahkan, dampak gempa pada tanggal 5 Agustus sangat luar biasa. Bencana besar tersebut telah meluluhlantakkan semua wilayah di pulau Lombok. “Jangan pengurus Baznas ngeles dan berat mengeluarkan dana yang ada,” ujarnya.

BACA JUGA: Polres Mataram Tingkatkan Patroli Pasca Gempa

Ditegaskan Mahalli, semua dana yang dihimpun oleh Baznas adalah hak masyarakat. “Itu bagian mereka yang diperuntukkan oleh Allah SWT untuk membantu rakyat yang mendapatkan musibah,” ucapnya.

Bencana kali ini, dirasakan oleh seluruh masyarakat pulau Lombok hingga pulau Sumbawa. Banyak masyarakat yang saat ini tidak berdaya. Kondisinya membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. Mahalli mencontohkan di wilayah Lombok Barat. Kondisi saat ini juga sangat parah. Di antaranya di Desa Selat Kecamatan Narmada. “Akhir-akhir ini sedang giat-giatnya di sana membangun infrastruktur dan prekonomian, saat ini berubah menjadi desa mati,” ungkapnya.

Di desa tersebut, 90 persen rumah penduduk dan fasilitas umum hancur. Baik itu musala maupun kantor pemerintahan. “Rakyat banyak yang harus tidur bermalam di tenda-tenda yang dibuat seadanya di pinggir trotoar,” imbuhnya.

Baca Juga :  Keunikan Hunian Tetap Korban Gempa di Desa Teratak

Masyarakat yang tidur di tenda bukan hanya takut gempa susulan. Namun karena rumahnya hancur dan tidak mungkin lagi ditinggali. Hal itulah yang harus dipahami banyak pihak. Hal yang sama terjadi di Desa Lingsar Kecamatan Lingsar. Kemudian di Dusun Ranjok Desa Ranjok Kecamatan Gunungsari. Keadaan masyarakat sangat memilukan. Ribuan penduduk menanti bantuan dan mengharap kepedulian semua pihak. “Kini mereka sangat mengharap bantuan kita saudara-saudaranya,” kata Mahalli.

Oleh karena itu, Mahalli mengajak semua pihak untuk bergerak. Termasuk lembaga-lembaga yang memiliki potensi untuk memberikan bantuan. “Seperti Baznas agar segera turut serta memberikan perhatian,” pintanya.

Mahalli berharap Baznas menjalankan kewajibannya kepada para korban bencana. Begitu pula lembaga penghimpun dana umat yang lain. “Tidak ada alasan Baznas untuk tidak secepatnya berbuat memberikan bantuan kepada para korban,” ujarnya.

BACA JUGA: Google Berikan Peringatan Bahaya untuk Lombok

Dana Baznas cukup besar. Misalnya saja di Baznas Lombok Barat. Dana yang telah terhimpun, seharusnya dimanfaatkan saat ini untuk membantu korban bencana gempa bumi. Diingatkan, dana Baznas merupakan dana yang dihimpun dari dari zakat, infaq dan sedekah Aparatur Sipil Negara (ASN) setiap bulannya. “Saat seperti inilah merupakan waktu yang paling tepat untuk segera mentasorruf dana itu dengan sebaik-baiknya,” tegas Mahalli.

Sementara itu, Ketua Baznas Provinsi NTB, TGH Salimul Jihad belum berhasil dimintai keterangannya. Nomornya sedang tidak aktif saat dihubungi berkali-kali. Wakil Sekretaris Baznas Provinsi NTB, Rahmatullah yang dimintai tanggapannya, juga belum memberikan keterangan. (zwr)

Komentar Anda