MATARAM—Komisi V DPRD NTB akan memanggil jajaran Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB.
Pemanggilan ini untuk mempertanggungjawabkan anggaran yang telah digunakan saat persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat lalu.
Anggota Komisi V DPRD NTB, Yadiansyah mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil KONI NTB. Pemangggilan itu dalam rangka meminta pertanggungjawaban penggunaan anggaran melalui dana hibah yang diberikan oleh Pemprov NTB.
Langkah ini diambil, ungkapnya, agar masalah penggunaan anggaran yang ada di KONI NTB tidak berlarut-larut. ''Anggaran yang telah digunakan KONI harus dipertanggunjawabkan,'' jelasnya kemarin.
Apalagi anggaran yang digelontorkan untuk KONI cukup besar. Pada APBD 2016 saja, dana yang digelontorkan untuk KONI sebesar Rp 22,5 miliar. Ditambah lagi dalam APBD perubahan sekitar Rp 10,5 miliar. Jumlah tersebut belum terhitung dana yang diterima KONI pada tahun-tahun sebelumnya untuk membiayai berbagai kebutuhan KONI dalam membina atlet.
Pemanggilan ketua dan pengurus KONI ini terkesan lamban. Padahal PON Jawa Barat sudah lama usai. Menurut Yadinasyah, rencana pemanggilan pengurus KONI sudah lama ada tetapi terhambat oleh kesibukan agenda anggota dewan.
Terpisah, Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Olahraga KNPI NTB, Iskandar mengatakan, pihaknya menyurati DPRD NTB agar segera memanggil Ketua KONI Andy Hadianto dan pengurus KONI lainnya untuk mempertanggungjawabkan dana yang diterima. Tujuannya agar segera melakukan evaluasi. “KONI NTB dibawah Andy Hadiyantio di PON 2016 hanya berada di posisi 14. Sedangkan di PON 2012 dibawah HMS Kasdiono berada di peringkat ke 12, meskipun anggrannya kecil saat itu,’’ ujarnya.
Dikatakan, pemerintah menganggarkan KONI NTB untuk tahun 2016 lalu cukup besar. Karena itu, Komisi V harus memantau terkait prestasi yang tidak sesuai dengan hasil dan anggran yang telah digelontorkan.
Wacana memanggil KONI sudah lama berhembus usai PON Jawa Barat. Banyak pihak kecewa dengan prestasi NTB di PON Jawa Barat lalu.
Wakil Ketua Komisi V DPRD NTB, HMNS Kasdiono kepada koran ini sebelumnya mengatakan, prestasi NTB pada PON XIX memang mundur. Bukan hanya target emas yang tidak tercapai, tetapi dari sisi peringkat juga NTB melorot. Jika pada PON XVIII di Riau tahun 2012 lalu NTB berada di posisi ke-12, tetapi sekarang turun menjadi peringkat 14.
Prestasi saat ini tentu mengecewakan banyak pihak. Padahal dukungan moril maupun materiil melimpah kepada KONI NTB. “Kita harus evaluasi semuanya, karena memang kalau dari segi persiapan kita sudah mantap. Kita persiapkan PON selama 2 tahun 9 bulan, mungkin Pelatda juga harus dievaluasi,” kata Kasdiono.
Pada PON tahun 2012 di Riau dulu, NTB ikut pada 18 cabor dengan target 10 medali emas. Hebatnya, NTB berhasil memperoleh 11 medali emas 5 perak dan 7 perunggu. Prestasi luar biasa itu didapatkan dengan anggaran di bawah Rp 10 miliar.
Sementara pada PON 2016 Jawa Barat, NTB ikut pada 23 Cabor dengan 111 atlet terbaik. Tetapi target LIBAS tidak terpenuhi dan hanya mampu mempersembahkan 11 medali emas saja. “Saya tidak ingin kita saling salahkan, intinya harus ada evaluasi,” ujar Kasdiono.
Setelah PON, banyak event-event nasional yang menanti. Seharusnya seluruh jajaran KONI fokus mengintrosfeksi diri dan melakukan evaluasi besar-besaran, sehingga pada event berikutnya prestasi NTB bisa lebih baik lagi. “Saya ingin sampaikan selamat kepada para atlet kita, kepada semuanya yang telah berjuang,” kata Kasdiono. (cr-adi)