DPR RI Dapil Sumsel I akan Adopsi Wisata Halal NTB

“Antara pariwisata dan pertanian dalam arti yang luas, memiliki korelasi (hubungan) yang sangat erat. Kalau pariwisata suatu daerah itu maju, maka pertaniannya otomatis juga akan ikut maju. Karena hasil-hasil pertanian itu akan terserap untuk menunjang sektor pariwisata ini. Tentu saja soal kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang perlu ditingkatkan, dan ini menjadi tugas pemerintah daerah,” pesannya.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata NTB, HL Moh. Faozal, pada kesempatan itu juga membenarkan, bahwa program pertanian dalam arti yang luas, dengan pariwisata, keduanya merupakan program prioritas Pemerintah Provinsi NTB di era kepemimpinan Gubernur TGH M Zaenul Majdi, dan Wakil Gubernur M Amin.

Baca Juga :  Menikmati Ritual Mandi Safar di Gili Air

“Sektor pertanian dalam arti yang luas, bahkan menjadi penyumbang PAD nomor pertama bagi NTB. Baru kemudian disusul sektor pertambangan, dan ketiga adalah pariwisata. Kedepan, karena sektor pertambangan tidak dapat diperbaharui, maka pasti akan habis juga masanya. Dan disinlah nanti peran pariwisata yang akan menjadi penyumbang PAD nomor dua setelah pertanian,” ujar Faozal.

“Benar kata Pak Mustafa, antara sektor pertanian dalam arti yang luas, dengan pariwisata memang tidak dapat dipisahkan, dan justeru akan saling mendukung. Buktinya, untuk telur ayam saja saat ini pihak perhotelan dan restaurant di NTB paling tidak butuh 10 ribu ton. Namun petani peternak unggas di NTB hanya baru bisa menyediakan telur ayam sekitar 2 ribu ton saja, dan sisanya masih dipasok dari Bali dan Jawa. Artinya, kalau ini bisa maksimal dipenuhi oleh masyarakat NTB, maka petani peternak akan banyak mendapatkan manfaat secara ekonomi dari sektor pariwisata,” beber Faozal.

Komentar Anda
1
2
3