
MATARAM — Universitas Mataram mengeluarkan surat pemberitahuan resmi yang ditujukan kepada seluruh dosen dan mahasiswa, yang berisi larangan bagi mahasiswa untuk memberikan snack, bingkisan, maupun parcel kepada dosen pembimbing dan penguji dalam rangka pelaksanaan seminar proposal, ujian PKL, skripsi, maupun tesis.
Dalam surat bernomor 466/UN18.F2/EP/2025 tersebut, Dekan Fakultas Peternakan Universitas Mataram Prof. Mahamad Ali, S.Pt., M.Si., Ph.D., menegaskan bahwa ketentuan ini akan mulai berlaku pada 1 Juni 2025. Larangan ini diberlakukan sebagai upaya menjaga profesionalisme dan menjunjung tinggi etika akademik dalam setiap proses pembimbingan dan pengujian.
“Kami menyadari bahwa penyediaan snack, bingkisan, maupun parcel dapat menjadi beban tambahan bagi mahasiswa,” ungkap Prof Mahamad Ali, di Mataram, Selasa kemarin (27/5).
Karena itu, pihaknya menilai bahwa pelarangan ini bertujuan untuk meringankan beban mahasiswa dan menciptakan suasana akademik yang lebih adil dan kondusif bagi seluruh civitas akademika. Langkah ini juga dimaksudkan untuk menghindari potensi konflik kepentingan atau anggapan negatif terhadap integritas proses akademik, khususnya dalam hal penilaian dan pembimbingan karya ilmiah mahasiswa.
Fakultas berharap kebijakan ini dapat memperkuat budaya akademik yang bersih, transparan, dan bebas dari praktik-praktik yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan atau beban psikologis, baik bagi mahasiswa maupun dosen.
Pihak fakultas pun mengharapkan kerja sama penuh dari para dosen dan mahasiswa untuk mematuhi ketentuan tersebut demi kelancaran dan kualitas proses akademik di lingkungan Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
“Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan terima kasih,” tutup surat yang ditandatangani langsung oleh Dekan Fakultas Peternakan tersebut.
Kebijakan ini mendapat tanggapan beragam dari kalangan mahasiswa. Sebagian besar menyambut positif larangan ini karena dinilai mampu mengurangi tekanan finansial, terutama di tengah kondisi ekonomi yang tidak selalu stabil.
“Menurut saya pemberian bingkisan dan sejenisnya tidak memberatkan mahasiswa selama dosen tidak menuntut lebih. Tapi dari surat edaran ini bisa dibilang meringankan beban mahasiswa yang bersangkutan. Tapi juga setelah dipikir-pikir para audiens (mahasiswa) lebih semangat jika di hidangkan snack, takutnya jika hidangan ini di tiadakan sedikit mahasiswa yang antusias untuk mengikuti. Tapi balik lagi ke pribadi masing masing,” kata Anggel Mahasiswa Magiser Faterna Unram.
Sementara itu, beberapa mahasiswa menganggap perlu adanya sosialisasi lebih lanjut agar tidak terjadi kesalahpahaman atau pelanggaran yang tidak disengaja. “Perlu ada sosialisasi supaya seluruh mahasiswa dan dosen tahu aturan baru ini dan mematuhinya,” ucap Rizki, mahasiswa lainnya. (rat)