Dokter Spesiali Bedah RSUD Tanjung Mengundurkan Diri

TANJUNG-Kondisi pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Kabupaten Lombok Utara (KLU) sungguh memprihatinkan pasca satu-satunya dokter spesialis bedah mengundurkan diri pekan lalu. Akibat ketiadaan dokter spesialis bedah, para pasien yang memerlukan penanganan serius pun terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB. “Dia mengundurkan diri pekan lalu, alasannya masalah keluarga, dan dia juga meminta agar seluruh gajinya sampai dia mengundurkan diri dibayarkan. Karena sekarang tidak ada dokter spesialis bedah, ya terpaksa kita lakukan rujukan kalau ada tindakan yang memerlukan spesialis bedah,” terang Kepala Sub Bagian Tata Usaha RSUD Tanjung, Nurdin saat ditemui di ruangannya, Kamis (19/5).

Nurdin menjelaskan, terdapat delapan dokter spesialis di RSUD KLU, dan semuanya merupakan tenaga kontrak, yaitu dua dokter spesialis penyakit dalam, satu dokter spesialis anak, satu dokter spesialis bedah, satu dokter spesialis mata, satu dokter spesialis kandungan, satu dokter spesialis patologi klinik, dan satu dokter spesialis anastesi. Namun belakangan berdasarkan evaluasi yang dilakukan Pemerintah KLU, RSUD Tanjung hanya diberikan kuota lima dokter spesialis yang dapat diperpanjang kontraknya dan sampai saat ini belum dapat ditentukan dokter-dokter spesialis mana saja yang akan diperpanjang. “Karena kita sedang mencoba untuk membicarakan nasib tiga dokter lainnya. Semoga saja seluruh dokter spesialis diperpanjang kontraknya dan semua bisa dibayarkan gajinya. Karena sampai saat ini, mereka belum menerima gaji, termasuk dokter bedah yang mengundurkan diri,” terangnya.

Baca Juga :  HUT KLU, RSUD Berikan Pelayanan Rawat Jalan Gratis

Pihaknya sendiri kata Nurdin, menduga pula bahwa alasan dokter spesialis bedah yang mengundurkan diri ini ada sangkut pautnya dengan gaji yang belum terbayarkan sejak Januari 2016, atau diduga ada tawaran yang lebih menggiurkan di tempat lain semisal RSUD di Sumbawa. “Kalau di Sumbawa saya dengar, bisa sampai Rp 30 juta sebulan, kalau di KLU ya sekitar Rp 15 jutaan sebulan,” terangnya.

Nurdin menambahkan, sebenarnya pihak RSUD Tanjung, tidak angkat tangan terhadap masalah yang dihadapi para dokter spesialis yang belum mendapatkan gaji. Karena pihak RSUD Tanjung sendiri sudah memberikan peluang kasbon atau meminjam dulu uang ke bendahara sembari menunggu proses pencairan gaji dilaksanakan. “Ya kita sangat berharap lah, gaji-gaji bisa dicairkan cepat. Kalau cairnya bulan depan, ya ndak tahu lah nanti bagaimana,” ujarnya.

Baca Juga :  Ramadan, Pelayanan RSUD KLU Tetap Optimal

Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD Tanjung, I Made Suasa menerangkan, pihaknya saat ini memang agak kesulitan dengan ketiadaan dokter spesialis bedah, karena pengunduran diri satu-satunya dokter bedah di RSUD Tanjung tersebut sangat mendadak. Biasanya kata Made, kalau ada yang hendak mengundurkan diri, diberitahukan jauh-jauh hari sehingga bisa ada waktu dicarikan penggantinya sehingga tidak ada yang lowong.

Namun sejauh ini kata Made, sudah ada dokter spesialis bedah RSUD Lombok Barat yang mau dikontrak di RSUD Tanjung. Namun untuk resminya dokter tersebut berpraktik juga di RSUD Tanjung belum diketahui, karena bagaimanapun dokter tersebut membutuhkan kepastian terkait penggajian. “Jadi tidak apa-apa dia bekerja di dua rumah sakit, karena dalam aturan boleh tiga STR (Surat Tanda Register) atau tiga tempat,” terangnya.

Sebenarnya kata Made, RSUD Tanjung sendiri memiliki dokter PNS spesialis bedah, namun kini tengah menimba ilmu di Universitas Udayana. “Informasinya dia akan segera menyelesaikan studinya dan balik lagi ke sini,” tandasnya. (zul)