DLH Bingung Kelola Gunungan Sampah Trawangan

Rusdianto (DERY HARJAN/RADAR LOMBOK)

TANJUNG – Sampah masih menjadi persoalan serius di KLU. Terutama di Gili Trawangan dengan gunungan sampahnya di TPS, yang berada di tengah-tengah pulau itu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KLU Rusdianto mengatakan, sampah di Trawangan, saat ini dikerjasamakan dengan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan memanfaatkan keberadaan tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) yang dibangun Kementerian PUPR di dekat TPS itu.


Adapun terkait sampah yang sudah menggunung di TPS kata Rusdianto, itu yang masih menjadi bahan pemikiran DLH. Jika dibakar, tentu tidak mungkin karena pencemaran lingkungan. Tetapi jika dibiarkan begitu saja, maka baunya menyengat dan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
“Ada masukan agar itu dibongkar menggunakan ekskavator. Kalau kita bisa dapatkan alat itu kita bisa bagi-bagi (sampah) untuk menyuburkan lahan di situ,” ujarnya.

Baca Juga :  Pencegahan Belum Berefek, Rokok Ilegal Makin Gencar


Untuk ekskavator ini, pihaknya sudah mengusulkan ke pusat dan saat ini masih menunggu respons. “Jika kita menggunakan yang manual tidak memungkinkan,” bebernya.
Untuk tenaga yang ada saat ini baru 10 orang. Mereka tentunya tidak akan mampu mengurus TPS seluas 25 are itu. Terlebih dengan gaji hanya Rp 1 juta.
Kini, sembari menunggu ekskavator tiba, DLH tengah membangun komunikasi dengan pemilik lahan yang bersebelahan dengan TPS tersebut. Rencananya sebagian sampah akan dipindah ke sana. “Harus ada izin ke pemilik lahan apakah ada kompensasi yang dia minta atau hanya memberikan lahan ini. Itu masih kita komunikasikan,” tuturnya.
Selain sampah di wilayah gili, perhatian pemda juga pada sampah yang ada di daratan. Di mana sampah semakin hari terus bertambah. Per harinya, potensi timbunan 72,7 ton dan dalam setahun mencapai 26.548 ton. Untuk mengatasi sampah ini DLH melibatkan ratusan orang.

Baca Juga :  Mariadi Siap Jadi Wakil Najmul di Pilkada 2024


Di antaranya petugas pengangkut sampah 69 orang, sapu jalan 59 orang, petugas kebersihan pasar 11 orang, petugas IPAL dan TPST gili 10 orang dan petugas TPA 12 orang.
Untuk menjalankan tugasnya, mereka dibekali sarana dan prasarana. Di antaranya mobil kontainer 8 unit, dump truk 7 unit, pikap 2 unit, roda 3 sebanyak 5 unit, ekskavator 1 unit, bulldozer 1 unit, dan tongkang 2 unit.
Meski begitu, sampah masih saja terlihat menumpuk di beberapa tempat. Termasuk di pusat ibu kota. Misalnya di jembatan dekat kantor PDAM Tanjung. Di sana sampah menumpuk di pinggir jalan. Tumpukan sampah itu bahkan bertebaran hingga ke bibir jalan dan terkesan dibiarkan. (der)

Komentar Anda