Diterjang Banjir, Wilayah Sambelia Terbagi Empat

TERISOLIR: Jembatan Sambelia kembali putus setelah diterjang banjir bandang Sabtu dini hari lalu (12/2). Putusnya jembatan ini menyulitkan akses ke desa-desa di Kecamatan Sambelia Lombok Timur. (Jalaludin/Radar Lombok)

SELONG – Wilayah Kecamatan Sambelia kembali diterjang banjir  Sabtu pagi (11/2). Banjir susulan ini justru  lebih besar dari banjir Kamis lalu (9/2). Jembatan desa Sambelia di perbatasan Desa Senanggalih dan Sambelia  yang sebelumnya diuruk akibat ambruk saat banjir Kamis lalu, kembali ambrol.  Akibatnya, akses utama dari dan menuju Sambelia dari jalur Labuhan Lombok terputus total.  Banjir juga menyebabkan satu orang tewas dan 8 unit  rumah roboh tersapu banjir erta puluhan mengalami rusak berat dan ringan. Selain  ratusan warga dievakuasi.

Menurut  Sifaiyah warga setempat, hujan lebat terjadi sejak Jumat  sore (10/2)  diiringi suara petir saling bersahutan. Hingga pukul 01.00 Wita pada Sabtu dini hari (11/2) air sungai mulai naik. Diperkirakan pukul 02.00 Wita,  air sungai meluap dan   memasuki rumah warga khususnya di RT 3 Dusun Barito, Desa Sambelia. Warga panik dan semua mengungsi. “Air sangat besar dan bahkan suara batu seperti suara gemuruh hingga tempat kita berdiri bergetar seperti ada gempa,” kata Sifaiyah. Rumahnya yang berada di pinggir kali hilang tanpa bekas disapu air bandang.

[postingan number=3 tag=”banjir”]

Sumiono  warga RT 3 Dusun Barito mengaku banjir bandang menghanyutkan batu-batu besar sehingga getarannya terasa sampai di jalan raya depan SMPN 1 Sambelia tempatnya mengungsi. “Suaranya sangat keras seperti gemuruh bahkan tempat kita berdiri bergetar sehingga sangat mengerikan malam itu,” kata Kepala SMPN 1 Sambelia ini.

Meski tidak roboh namun rumahnya yang sebelumnya cukup jauh dari sungai kini pondasi rumahnya telah terkikis. Jika terjadi banjir lagi maka rumahnya diyakini pasti akan sama dengan tetangganya yang telah kehilangan rumah.

Warga lainnya menuturkan  banjir bandang sangat  besar. Air sungai melampaui jembatan. “Selama ini tidak pernah terjadi banjir sebesar ini sehingga air sampai melewati jembatan,” kata warga lainnya menimpali.

Air  sungai  meluap hingga atas jembatan. Luapan air  menerjang rumah warga sekitar jembatan. Empat unit rumah dan satu gudang heler di Desa Sambelia, 2 rumah di Kokok Pedek Desa Sugian dan satu rumah di Batusela Desa Darakunci  hanyut. Sementara korban tewas merupakan anggota polisi yang bertugas sebagai salah satu pembina di SPN. Korban hanyut bersama mobilnya saat akan menyeberangi aliran air yang melintas di jalan raya di dekat jembatan Pedamekan Desa Belanting.

Selain  jembatan di Sambelia, banjir juga menyebabkan jembatan di Darakunci dan Beburung Madain  putus. Sementara yang rusak berat masing-masing jembatan di Kokok Bosang Desa Madain, jembatan Pedamekan serta beberapa jembatan lainnya cukup menghawatirkan.

Baca Juga :  Fauzan : Daripada Demo, Lebih Baik Bantu

Banjir tidak saja menghantam jalan dan jembatan di jalan provinsi, juga memutus dan merusak beberapa jembatan dan jalan desa di beberapa desa seperti Belanting, Darakunci, Sambelia, Dadap dan Labuhan Pandan. Bahkan Dusun Batusela yang selama ini selalu menjadi sasaran setiap banjir di Sambelia terpecah menjadi dua bagian. Dimana jalan sebalah barat masjid terputus akibat banjir, sehingga dusun ini semakin terisolir.

Akibat banjir ini pula, kecamatan Sambelia terbagi menjadi empat bagian. Bagian pertama dari timur terdiri dari Desa Padakgoar, Labuhan Pandan dan Senangggalih. Bagian kedua Desa Sambelia, Dadap, sebagian Labuhan Pandan, Sugian dan sebagian Darakunci. Ketiga, Desa Belanting dan Obel-Obel serta sebagian Madain dan bagian terakhir Madain yang berbatasan dengan Desa Bilokpetung Sembalun.

Untuk menjangkau desa-desa ini,  harus melalui dua sampai tiga jembatan putus dengan melintasi jembatan darurat atau menyeberangi sungai seperti di Darakunci. Jika terpaksa warga mau keluar masuk ke Desa Sambelia, Belanting atau Madain menggunakan sepeda motor maka harus rela merogoh Rp 50 ribu hanya untuk melintasi jembatan atau kali. Jika akan melalui tiga  jembatan putus tersebut harus merogoh saku Rp 150 ribu. Bahkan warga Dadap atau Pulur Desa Labuhan Pandan jika menyeberang ke desa sebelah dengan menggunakan perahu dengan ongkos berkisar Rp 25 ribu per orang dan Rp 50 ribu satu motor.

Putusnya beberapa jembatan atau jalan provinsi di Kecamatan Sambelia telah mulai meresahkan masyarakat setempat. Betapa tidak, harga Sembako kini telah mulai naik. Demikian pula dengan harga gas bahkan sampai mencapai Rp 30 ribu per satu tabung  3 kg.

Sedangkan listrik di bebrapa tempat seperti Madain, Belanting, Obel-Obel, Darakunci, Sugian, dadap dan sebagian Labuhan Pandan juga padam total. Untuk bagian Madain sampai Sugian pemadan listrik disebabkan tumbangnya tiang listrik  di Darakunci. Sementara Desa Dadap dan sebagian Senangfalih akibat teravo tersambar petir sejak banjir kedua pada hari Kamis lalu. Tidak ada alat penerang diperparah dengan tidak ada tersedianya lilin di toko-toko sehingga menambah penderitaan masyarakat Sambelia semakin memperihatinkan. Bhkan jaringan telekomunikasi juga lumpuh total selama dua hari Sabtu dan Minggu kemarin.

Pemkab Lotim melalui BPBD Lotim berupaya  mengurangi terisolirnya beberapa desa. Seperti dibangunya jembatan darurat menggunakan kayu sehingga bisa dilalui warga untuk keluar masuk Sambelia. “Bahkan kita telah menyiapkan 4 pohon kelapa sepanjang 17 meter serta  20 balok kayu untuk membuat jembatan darurat yang nantinya bisa dilalui kendaraan,” kata Kapala BPBD Lotim melalui Kabid Kedaruratan dan Evakuasi, M Takdir Illahi.

Baca Juga :  Bangunan Penghalang Aliran Air akan Dibongkar

Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB menyampaikan, banjir di pulau Lombok telah merenggut korban jiwa. “Ada satu korban yang meninggal dunia akibat banjir di Sambelia,” sebutnya.

Saat ini pihaknya terus melakukan pendataan korban. Informasi sejauh ini, sekitar 503 jiwa sempat diungsikan. “Banyak sarana dan prasarana yang rusak, kita terus lakukan update data dan distribusikan bantuan,” ujar Rum.

Di Desa Sambelia, jembatan dan akses jalan terputus, bahkan 2 rumah hanyut akibat derasnya banjir dan 11 rumah hanyut sebagian. Sedangkan di Desa Sugian, tanggul sungai Kokok Pedek jebol dan  akses jalan terganggu. Satu unit SD rusak berat, satu unit rumah rusak berat dan 75 rumah rusak ringan.

Kemudian di Desa Darakunci, Damrah  Menangareak telah berubah menjadi sungai mengakibatkan akses jalan terputus sehingga warga terisolir. “Kondisi yang tidak jauh berbeda terjadi di Desa Belanting, Madayin dan Obel-Obel. Di Sembalun, sekitar 450 hektare areal persawahan juga rusak,” ungkapnya.

BPBD sendiri telah berupaya memberikan bantuan semaksimal mungkin. Termasuk upaya membuka akses jalan pada beberapa jembatan yang putus dengan membuat tangga darurat atau jalan darurat. Selain itu, bantuan logistik juga telah dikirim berupa 750 air mineral, mi instan 550, lauk pauk 60, tambahan gizi 12, selimut 20, matras 20,terpal 20, Family kit 30, alat kesehatan 10, sandang 5 paket, kids ware 6 paket dan ain-lain.

Bantuan juga disalurkan ke Kabupaten/Kota lainnya yang terkena bencana. Mengingat, kali ini bajir terjadi di banyak titik. “Kita terus berupaya memberikan bantuan, Pak Gubernur juga sudah ikut turun langsung ke banjir di Lombok Timur,” tutupnya.

Selain Sambelia yang diterjang banjir,  di Kecamatan  Sembalun juga banjir terjadi hingga merendan empat desa masing -masing Sembalun Bumbung, Lawang, Timba Gading dan Desa Sembalun. Di saat yang bersamaan terjadi kebakaran terhadap dua rumah warga. Diperkirakan disebabkan oleh lilin, karena warga mengungsi dan meninggalkan rumahnya kosong sementara listrik. (lal/zwr)

Komentar Anda