Distanbun NTB Ingatkan Bulog Serap Gabah Petani

Optimalkan Pembelian, Bulog Gandeng Koperasi Koramil

Distanbun NTB Ingatkan Bulog Serap Gabah Petani
PANEN RAYA: Sejumlah personil TNI dari Babinsa Narmada ikut menggelar panen raya bersama tim dari BPTP NTB beberapa waktu lalu. (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB, Husnul Fauzi mengingatkan Perum Bulog Divre NTB untuk mulai menyerap pembelian padi petani secara optimal. Terlebih lagi di musim panen raya, antara Maret hingga April mendatang.

“Kita inginkan Bulog itu secara maksimal membeli gabah petani di musim panen raya tahun ini,” kata Husnul Fauzi, Selasa kemarin (20/2).

Dikatakan, musim panen raya bulan Maret – April mendatang, areal panen tanaman padi petani di NTB cukup besar. Ada sekitar 1 juta ton setara beras yang akan panen tanaman padi di Provinsi NTB, baik itu di Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok.

Tingginya jumlah produksi panen padi di musim panen raya ini, sudah semestinya dioptimalkan oleh Perum Bulog Divre NTB untuk membeli gabah petani. Pasalnya, musim panen raya, sudah pasti harga jual gabah petani tidak setinggi diluar panen raya. Dengan demikian, sudah seharusnya Bulog NTB menyerap sebanyak-banyaknya padi petani untuk mengamankan stok cadangan pangan NTB, bahkan nasional.

“Produksi padi sekitar 1 juta ton setara beras itu tentunya sangat melimpah. Karena itulah waktu yang tepat bagi Bulog untuk membeli sebanyak mungkin gabah petani,” ujarnya.

Baca Juga :  20 IKM Kopi Ramaikan Gebyar Kopi Lombok Sumbawa

Husnul menyebut, produksi padi petani di musim panen raya mendatang berpatokan dari luas areal tanam yang bertambah cukup signifikan. Jika pada tahun 2017 lalu, luas areal lahan sawah tanaman padi sebanyak 80 ribu hektar, yang kemudian di panen raya pada bulan Maret hingga April. Sementara tahun 2018 ini luas areal tanaman padi mencapai 120 ribu hektar, atau terjadi peningkatan luas tanam yang cukup signifikan.

Berdasarkan adanya penambahan luas areal tanaman padi untuk dipanen raya pada bulan Maret dan Agustus 2018 itu, Husnul optimis produksi beras di NTB pada tahun 2018 akan melimpah. Diakui tahun 2018 ini memang terjadi pergeseran puncak panen, yakni pada April. Sementara tahun 2017 lalu, puncak panen terjadi pada bulan Maret.

Luasnya areal tanam padi pada tahun 2018, disebabkan karena musim penghujan yang cukup panjang di akhir tahun 2017 lalu. Alhasil, itu berdampak positif terhadap lahan kering yang ada di sejumlah daerah di Provinsi NTB. Bahkan musim hujan juga masih terjadi hingga sekarang, dan tentunya memberikan hal positif terhadap produksi padi di NTB pada tahun 2018 sekarang ini.

Sementara Kepala Perum Bulog Divre NTB, H. Achmad Ma’mun memastikan pihaknya sudah mulai membeli gabah petani. Hanya saja, di bulan Februari ini luas lahan tanaman padi yang panen masih terbatas. Sehingga menyebabkan harga jual gabah kering panen (GKP) di tingkat petani masih cukup tinggi.

Baca Juga :  REI Sorot Komitmen Cagub NTB Soal Program Perumahan

“Pengadaan baru di angka 190 ton untuk sebagian Pulau Lombok. Serapan belum signifikan karena belum panen raya, dan harga masih cukup tinggi,” terang Ma’mun yang didampingi Kasubag Umum dan Humas, Bulog NTB, Sawaludin Susanto.

Musim panen raya Maret hingga Mei mendatang, Bulog NTB akan memaksimalkan pembelian gabah petani. Pasalnya, selain mengoptimalkan peran mitra pengadaan dan juga Satgas serapan dari internal Perum Bulog NTB, juga menjalin kemitraan bersama Koperasi seluruh Koramil yang ada di setiap kecamatan di Provinsi NTB.

Dengan pelibatan koperasi TNI di setiap Koramil, kata Ma’mun, pengadaan pembelian gabah petani akan semakin optimal dalam rangka mengamankan stok beras nasional, lebih khususnya lagi dalam daerah Provinsi NTB. “Kami optimis pengadaan beras akan semakin optimal dengan pelibatan koperasi Babinsa, serta mitra dari Bapoktan dan Bumdes,” imbuhnya. (luk)

Komentar Anda