Distan NTB Optimis Produksi Padi Sesuai Target

Ilustrasi Padi

MATARAM–Bencana banjir yang melanda di sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Barat mengancam target produksi gabah di tahun 2017 tidak bisa terpenuhi. Pasalnya, ribuan hektar tanaman padi di sejumlah daerah di NTB rusak akibat genangan banjir yang terjadi.

Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Husnul Fauzi mengaku kejadian bencana alam berupa banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Provinsi NTB tidak terlalu berdampak besar terhadap target produksi padi di tahun 2017 diatas 2,4 juta ton setara gabah kering panen (GKP).

“Tidak terlalu signifikan, kurang dari ambang batas 7 persen. perkiraan saya sekitar 2,2 persen dari total luas tanam padi di tahun 2017 ini,” kata Husnul Fauzi, Kamis kemarin (16/2).

[postingan number=3 tag=”ekonomi”]

Husnul menyebut, angka sebesar 7 persen tersebut merupakan ambang batas yang menjadi acuan Kementerian Pertanian RI. Namun jika melihat bencana banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Provinsi NTB, diperkirakan paling banyak itu diangka 2,2 persen lahan tanaman padi petani yang gagal panen alias rusak karena terdampak bencana alam banjir bandang dan terkena genangan air karena hujan lebat disertai angin kencang.

Baca Juga :  Forum Investasi NTB Datangkan 200 Pengusaha

Musim tanam tahun 2017 ini, Husnul menyebut luas areal tanam padi di Provinsi NTB mencapai 475 ribu hektar dengan asumsi produksi GKP sebanyak 2,4 juta ton. Luas areal tanam di tahun 2017 ini mengalami penambahan jika dibandingkan dengan luas tanaman padi pada tahun 2016 lalu yang disebabkan adanya pencetakan sawah baru hingga 11 ribu hektar lebih. Dengan demikian, lahan cetak sawah baru tersebut di musim tanam 2017 sudah mulai ditanami padi, hanya saja tidak seperti penanaman padi di lahan produktif dengan irigasi teknis.

Baca Juga :  BI Bantu Petani Kembangkan Konsep Pertanian Terpadu

“Kami optimis target produksi akan bisa tercapai melalui berbagai langkah pendekatan dengan petani utamanya yang menjadi korban banjir bandang,” kata Husnul.

Ia mencontohkan beberapa perlakuan khusus terhadap lahan tanaman padi petani yang terdampak banjir bandang di Bima. Seperti melakukan upaya khusus melalui bantuan sarana dan prasrana, alat mesin pertanian (Alsintan), alat pasca panen, benih subsidi, jarwo dan lainnya.

Selain itu penanganan untuk pasa bencana bagi petani adalah, membantu dan memfasilitasi pencairan asuransi pertanian bila ikut dalam program asuransi, penggantian benih baru melalui cabang benih nasional (CBN) seperti yang dilakukan di Bima.

“Petani yang terdampak banjir di Bima sudah kami bagikan cabang benih nasional untuk luas areal tanaman sebanyak 715 hektar,” kata Husnul. (luk)

Komentar Anda