Diskanlut NTB Inginkan UMKM Olahan Rumput Laut Diperbanyak

olahan rumput laut
Salah satu UMKM UD Sasak Maiq di Batu Layar yang mengolah rumput laut menjadi berbagai bahan pangan olahan.

MATARAM – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Nusa Tenggara Barat, H Lalu Hamdi menginginkan pelaku usaha industri olahan berbahan baku rumput laut semakin banyak. Hal tersebut untuk memberi nilai tambah bagi petani rumput laut dan juga pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Provinsi NTB.

“Sekarang ini baru ada 137 UMKM yang mengolah rumput laut mejadi bahan makanan dan lainnya,” sebut Hamdi, Jum’at kemarin (6/4).

Hamdi mengatakan, DKP Provinsi NTB terus berupaya meningkatkan nilai tambah dari produk rumput laut. Tidak hanya dijual dalam bentuk mentah saja, sehingga tidak ada multiplayer effek terhadap masyarakat di NTB. Oleh sebab itu, selain diolah menjadi berbagai jenis pangan, dan juga non pangan, DKP NTB juga memperjuangkan kehadiran pabrik pengolahan rumput laut dengan kapasitas besar.

Baca Juga :  Kualitas Rumput Laut NTB Masih Kurang

Jika melihat produksi rumput laut Provinsi NTB pada tahun 2017 yang mencapai 1.360 ton basah, sebagian besar dikirmin keluar daerah. Hanya saja, harga jual terbilang cukup rendah. Oleh sebab itu, kata Hamdi, pihaknya lebih mendorong pengolahan rumput laut itu dimaksimalkan dalam daerah. Sehingga produk dalam bentuk bahan jadi yang di kirim keluar daerah atau untuk ekspor luar negeri.

“Kita ingin ada inovasi melalui pengolahan rumput laut menjadi berbagai macam bahan konsumsi makanan, sehingga ada nilai tambahnya bagi masyarakat NTB,” ucap Hamdi.

Menurut Hamdi, jika industri pengolahan rumput laut lebih banyak di NTB, baik itu skala home industry (usaha rumahan), apalagi industry pabrik skala besar, maka akan member dampak besar terhadap NTB. Salah satunya adalah, mampu menyerap tenaga kerja dan ujungnya menekan angka pengangguran, kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan taraf hidup masyarakat NTB.

Baca Juga :  Petani Binaan AMNT Lakukan Ekspor Rumput Laut ke Tiongkok

Seperti, mulai tahun 2018, ini, kata Hamdi, salah satu peruhsaan asal Bandung sudah mulai membangun pabrik pengolahan rumput menjadi bahan kosmetik. Nilai investasinya pun cukup besar hingga miliaran rupiah. Pabrik pengolahan rumput laut yang berlokasi di Kertasari, Sumbawa tersebut direncakan mulai beropasi pertengahan April 2018 ini.

“kita ingin produksi rumput laut ini lebih banyak di olah, baik itu oleh UMKM maupun pabrik besar, tapi harus operasional di NTB. Sehingga nilai tambahnya itu untuk masyarkat NTB,” pungkasnya.(cr-isn)

Komentar Anda