Disidang IDI Mataram, dr Jack Minta Maaf

MINTA MAAF: Direktur RSUD Kota Mataram, dr HL Herman Mahaputra, bersama para Pengurus IDI Kota Mataram, ketika menyampaikan permintaan maaf atas videonya yang sempat viral terkait virus corona. (SUDIR/RADAR LOMBOK)
MINTA MAAF: Direktur RSUD Kota Mataram, dr HL Herman Mahaputra, bersama para Pengurus IDI Kota Mataram, ketika menyampaikan permintaan maaf atas videonya yang sempat viral terkait virus corona. (SUDIR/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Mataram, bersama para dokter spesialis dan para ahli akhirnya memanggil Direktur RSUD Kota Mataram, dr HL Herman Mahaputra, atau akrab disapa Dokter Jack, atas pernyataan kontroversial dalam video terkait penyembuhan corona yang kini viral, sehingga meresahkan masyarakat.

Ketika Dokter Jack hadir di Sekretariat IDI Kota Mataram, Jalan Majapahit, Perumahan Majapahid Residence B1, dia hanya bisa terdiam di ruang pertemuan IDI Kota Mataram, Senin kemarin (8/6). Pernyataan kontroversial Dokter Jack yang kini menyebar tersebut, sangat disesalkan, karena telah menimbulkan keresahan di masyarakat.

Ketua IDI Kota Mataram, dr Rohadi Sp. BS mengatakan, secara keilmuan, virus corona (COVID-19) ini dimanis. Beredarnya video pernyataan Dokter Jack yang sempat viral itu sudah dikonfirmasi. “Itu pendapat pribadi. Beliau sudah meminta maaf secara pribadi,” katanya, Senin kemarin (8/6).

Ke depan, sudah diberikan peringatan untuk lebih menekankan memberikan edukasi Covid-19 itu penyakit berbahaya yang bisa menular dengan cepat. Kebijakan pemerintah sudah tepat terkait pembahasatan dan protokol yang ditetapkan pemerintah. Apa yang disampaikan Dokter Jack dalam video, secara diskusi juga tidak benar. Untuk itu, masyarakat agar tidak tergiring opini. “Masyarakat tidak boleh cemas, tapi harus menjalankan protokol. Secara khusus Kota Mataram belum siap menuju new normal. Kemudian pembahasan sepenuhnya tahapan,” jelasnya.

Perlu tanggapi bersama, dengan adanya video viral tersebut, seolah-olah dicovidkan. Kadang-kadang subtansi tidak masuk ke masyarakat, sehingga perlu ditekankan masalah protokol kesehatan yang meninggal. Sesuai dengan Protap yang ada, semua pasien yang sudah terdeketsi Covid harus sesuai dengan Protap. “Jangan sampai membuat lengah,” jelasnya.

Pihaknya, secara organisasi sudah menerima penjelasan dari Dokter Jack, terkait dengan pernyataan tersebut. Bahwa benar pendapatnya itu pribadi, sekaligus sebagai Tim Gugus Kota Mataram. Karena itu, sudah ada pernyataan permintaan maaf secara lisan. “Kita semua harus berperan. Ada masanya wilayah Kota Mataram menuju new normal,” ucapnya.

Dari hasil penelitian, saat potensi pemaparan virus corona, ada 80 persen dari kalangan OTG, 15 sedang berat, 5 persen berbahaya dan membutuhkan alat bantu napas ventilator.

Sementara itu, Dokter Jack berdalih bahwa konten dari video yang dibuat itu berawal ketika melihat kepanikan masyarakat yang terlalu panjang, sehingga berdampak semua. “Jangan lupa juga bahagia,” katanya.

Ia menyampaikan secara singkat, selama ini dia berpikir bahwa beda pendapat adalah hal wajar. “Kita bukan cari salah dan keliru. Kalau memang salah, saya tetap sportif, dan saya minta maaf,” akunya.

Dokter Jack  menyampaikan, sejak awal dia merawat pasien Covid-19, pasien yang sembuh itu karena kondisinya stabil, dan imunitasnya bagus. “Saya tetap konsisten, kalau salah saya minta maaf,” singkatnya. (dir)

Komentar Anda