MATARAM–Direktur Pengamanan dan Intelijen (Dir Pamintel) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham RI Brigjen Pol Teguh Yuswardhie mengunjungi Lapas Kelas IIA Lombok Barat dan Rutan Kelas IIB Praya, Rabu (11/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk melakukan pengawasan terhadap pengamanan dan pembinaan warga binaan di Lapas dan Rutan.
Teguh Yuswardhie secara langsung memeriksa berbagai fasilitas di Lapas Lombok Barat dan Rutan Praya, di antaranya Petugas Pengaman Pintu Utama (P2U) dan blok hunian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang merupakan blok khusus tahanan dan masa pengenalan lingkungan (mapenaling).
Dalam penyampaiannya, Teguh Yuswardhie menekankan pentingnya menjaga keamanan Lapas-Rutan dan menghindari terjadinya gangguan keamanan. Ia turut meminta agar petugas Lapas Lombok Barat dan Rutan Praya memberikan pembinaan yang optimal kepada warga binaan agar mereka dapat kembali ke masyarakat sebagai individu yang memberikan kontribusi positif.
“Tidak hanya sebagai tempat penahanan, Lapas dan Rutan juga harus menjadi lingkungan yang aman dan nyaman bagi warga binaan agar proses pembinaan dapat berjalan dengan baik,” ujar Teguh.
Selama kunjungannya, Teguh Yuswardhie juga memberikan apresiasi dan berbagai arahan kepada jajaran Lapas Lombok Barat dan Rutan Praya dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pengamanan dan pembinaan warga binaan.
“Lapas Lombok Barat dan Rutan Praya menjadi teladan bagi Lapas dan Rutan lain di NTB dalam hal pengamanan dan pembinaan warga binaan,” puji Teguh.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham NTB Herman Sawiran melalui kunjungan ini diharapkan Lapas kelas IIA Lombok Barat dan Rutan kelas IIB Praya dapat terus memperkuat sistem pengamanan dan pembinaan warga binaan demi menciptakan lingkungan yang kondusif untuk proses pembinaan WBP.
Terpisah, Kakanwil Kemenkumham NTB Parlindungan mengatakan, selain pengamanan internal, jajaran Lapas dan Rutan harus membangun sinergi dengan pemerintah daerah (Pemda) dan aparat penegak hukum (APH) guna mendukung tugas pengamanan.
“Upaya sinergi dengan APH harus terus dikedepankan agar situasi di lapas dan rutan kondusif. Termasuk terus bersinergi dalam upaya menutup celah peredaran gelap narkoba,” ujar Parlindungan. (Junianto Budi Setyawan)