GIRI MENANG – Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan (Dispertanakbun) Lombok Barat menyatakan 40 unit combine harvester atau alat panen padi modern bantuan Kementerian Pertanian melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB tidak ada masalah.
Hal ini disampaikan Kepala Dispertanakbun Lombok Barat Chairul Bahtiar saat ditemui di Giri Menang kemarin. Ia mengatakan Pemkan tentu senang menerima bantuan tersebut, apalagi gratis dan bermanfaat bagi petani. “ Kalau di daerah lain ada yang menolak alat yang ukuran kecil, saya tidak tahu kenapa. Tapi kalau di sini sangat diterima. Mungkin karena di sana mereka ingin ditukar dengan yang besar,” ungkap Bahtiar.
Alat panen padi yang diterima terdiri dari 18 unit ukuran kecil, 20 unit ukuran sedang dan 2 unit ukuran besar. Masing-masing kelompok menerima satu unit. “ Sudah diterima dan dipergunakan dengan baik oleh petani. Ini adalah solusi untuk menekan losis atau kehilangan (bulir padi) saat panen,” terangnya.
Combine harvester ukuran sedang dan besar mampu menekan losis sebesar 2 ton per hektar. Hal ini sangat membantu petani. Karena apabila melakukan panen dengan cara konvensional, losisnya mencapai 10 sampai 13 persen. “ Apalagi saat ini tenaga buruh tani sulit, belum waktu panen yang sangat lama kalau menggunakan cara konvensional dan itu kerjanya kebanyakan malam. Jadi alat ini sangat bagus,” terangnya.
Alat panen ukuran sedang dan besar membutuhkan waktu panen dua sampai tiga jam per hektar. Sementara untuk ukuran kecil membutuhkan waktu hingga delapan jam per hektar. “ Kalau pakai tenaga buruh tani, itu sampai 24 jam untuk satu hektar,” tambahnya.
Adapun kriteria kelompok tani yang mendapatkan bantuan tergantung dari luas lahan serta kemampuan kelompok tani tersebut memobilisasi peralatan. Misalnya saja ukuran besar, itu harus ada alat angkut truk, karena tidak bisa dijalankan di jalan umum.(zul)
