Dinas Perindustrian Dampingi Perajin Gerabah

gerabah lombok
GERABAH: Tampak salah satu perajin gerabah di Desa Banyumulek, Lombok Barat, sedang menjemur gerabahnya, sebelum nantinya dilakukan pembakaran untuk mendapatkan kualitas hasil yang maksimal. (SIGIT SETYO/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Nasib kerajinan gerabah yang sebelumnya menjadi primadona produk ekspor di Provinsi NTB, saat ini masih dalam kondisi lesu. Pangsa pasar yang sebelumnya sebagian besar ekspor ke negara Eropa, Asia, bahkan Timur Tengah, sekarang meredup, terdampak dari kejadian Bom Bali beberapa tahun silam.

Untuk itu, Dinas Perindustrian Provinsi NTB kini mulai fokus menggerakkan industri kerajinan gerabah, khususnya sentra gerabah di Desa Banyumulek, Lombok Barat. Awal tahun 2017 ini, Dinas Perindustrian Provinsi NTB akan memberikan perlakuan khusus bagi perajian gerabah Banyumulek.

“Kerajinan gerabah di tahun 2017 ini akan kami berikan pembinaan dan pendampingan khusus,” kata Sekretaris Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Bambang Sugeng, Senin (20/2).

[postingan number=3 tag=”budaya”]

Baca Juga :  Lautan Manusia Tumpah di Pantai Seger, Semua Sepakat Lestarikan Bau Nyale

Bambang mengatakan, salah satu upaya menghidupkan kembali kejayaan kerajinan gerabah Banyumulek adalah melalui program pendampingan untuk peningkatan mutu dan kualitas dari produk kerajinan gerabah. Pendampingan kepada para perajin gerabah di Banyumulek, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat tersebut akan dilakukan oleh professional dibidangnya, termasuk juga menghadirkan tim dari Kementerian Perindustrian RI.

Pendampingan bisa berupa peningkatan mutu produk, kreatifitas dan inovasi dari pelaku perajin dalam menghadirkan produk-produk gerabah yang memiliki nilai arsitektur dan ciri khas lokal kedaerahan, serta produk yang dihasilkan tersebut tidak bertentangan dengan aturan dari negara tujuan ekspor. Seperti penggunaan bahan baku yang dilarang oleh negara tujuan ekspor, termasuk kualitas dari produk gerabah itu sendiri.

“Fokus pendampingan untuk produk gerabah di Banyumulek tahun 2017 ini. Harapannya kerajinan gerabah ini bisa lagi eksis di pasar ekspor NTB,” ujar Bambang.

Baca Juga :  100 Travel Agen Asia dan Nusantara Kunjungi Lombok

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, Endang Tri Wahyuningsih menyebut nama besar produk gerabah asal NTB kini sudah mulai meredup. Bahkan nilai ekspor produk yang cukup populer mewarnai data ekspor NTB beberapa tahun sebelumnya, kini hampir sudah tak terdata lagi.

Karena itu, Endang mendorong Pemprov NTB dan pemerintah daerah kabupaten untuk kembali menggairahkan kerajinan gerabah tersebut, dengan memberikan perhatian serius melalui pembinaan dan pendampingan. “Pemerintah daerah perlu memberikan pendampingan bagi pelaku kerajinan gerabah, untuk kembali menggaet pasar ekspor,” singkatnya. (luk)

Komentar Anda