Dinas ESDM NTB Minta Eksplorasi STM Jangan Diganggu

H. Sahdan (DOK / RADAR LOMBOK)

MATARAM – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan terdapat potensi sumber daya emas yang ditaksir mencapai 2 miliar ton di tambang Onto, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Provisi NTB.

Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi NTB H Sahdan mengatakan sampai saat ini PT Sumbawa Timur Mining (STM) selaku pemegang Kontrak Karya (KK) proyek masih melakukan eksplorasi di kawasan Hu’u, Kabupaten Dompu.

“Potensi galian STM sudah diteliti bahwa Dompu memiliki deposit emas sekitar 2 miliar ton. Nah itu yang dibuktikan melalui proses eksplorasi . Jika benar hasil eksplorasi menetapkan kandungan emas segitu, maka baru bisa ditetapkan dan lanjut ke tahap eksploitasi,” ungkap Kepala ESDM Provinsi NTB H Sahdan saat ditemui dikantornya, kemarin.

Berbicara pertambangan, tentu ini adalah bisnis langit yang tidak bisa didapatkan secara instan. Seperti Newmont yang lebih dari 10 tahun melakukan eksplorasi baru bisa dieksploitasi. Sementara STM baru beberapa tahun.

Potensi sumber daya emas yang ditaksir mencapai 2 miliar ton, kata Sahdan hanya berdasarkan perhitungan dan analisis dengan melihat seonggok gunung yang ada dikawasan tersebut. Padahal kenyataan dalam proses penambangan butuh waktu yang cukup lama.

Baca Juga :  Konstruksi Berkontribusi Dongkrak Ekonomi NTB Triwulan III

Kalaupun memang benar deposit atau cadangan emas di Dompu mencapai 2 miliar ton, tentunya STM memiliki SOP dan ada tahapan-tahapan dalam pengerjaannya. Saat ini masih tahap eksplorasi.

“Jangan masyarat itu khawatir duluan. Kasi dulu kesempatan untuk eksplorasi. Mudah-mudahan apa yang diharapkan masyarakat betul betul seperti itu (emas 2 miliar ton,” katanya.

Sahdan meminta eksplorasi yang tengah dijalankan STM jangan dulu dihambat, dibiarkan saja namun tetap dalam pengawasan jangan sampai melenceng dari SOP. Sebab jika banyak mendapat gangguan. Waktu eksploitasi akan semakin lama.

“Yang seharusnya bekerja sekian hari jadi tidak bisa malah bertambah akibat banyaknya gangguan-gangguan dari luar,” ujarnya.

Menurutnya, ketika banyak gangguan dari luar, maka otomatis perusahaan juga tidak maksimal dalam bekerja. Padahal setelah selesai tahap eksplorasi, baru diketahui titik-titik mana yang bisa memiliki sumber cadangan emas untuk dilakukan eskploitasi. Oleh karena itu menurut Sahdan masih terlalu dini jika ditagih kapan mulai eksploitasi.

Baca Juga :  116 Ribu Ton Beras Mengendap, DPRD Sarankan Bulog Inovatif Cari Pasar

Dalam kesempatan itu pihaknya juga memastikan bahwa tidak ada pembabatan hutan dikawasan pertambangan tersebut. Sebagaimana yang banyak dikhawatirkan masyarakat. Apalagi STM termasuk sistem pertambang tertutup. Artinya penambangan dilakukan dibawah tanah. Bahkan dikawasan tersebut terdapat panas bumi.

Jika panas bumi bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik untuk kebutuhan STM maupun masyarakat sekitar. Maka itu bisa sangat menguntungkan dan sekaligus menjadi tantangan.

“Ini peluang dan tantangan. Disitu ada panas bumi dan tambang. Tidak ada panas bumi saja orang setengah mati buat ngatur suhu. Apalagi dengan kedalaman 500 meter,” terangnya.

Pemerintah lanjut Sahdan berupaya bagaimana meminimalisir adanya provokasi terhadap STM. Sebab proses penambangan membutuhkan waktu yang sangat panjang dan tidak instan.

“Target eksploitasi oleh STM bisa dilakukan tahun 2030 , masih jauh karena memang tidak instan,” tutupnya. (cr-rat)

Komentar Anda