Dilarang ‘Merariq Kodeq’ , Pemuda Tanggung Nekat Terjun ke Sumur

Dilarang ‘Merariq Kodeq’ , Pemuda Tanggung Nekat Terjun ke Sumur
DIEVAKUASI: Warga dibantu aparat kepolisian saat mengevakuasi Hardi yang nekat terjun ke sumur, Senin lalu (16/10). (IST/RADAR LOMBOK)

PRAYA – Panasnya api cinta dan bara asmara tampaknya betul-betul membakar jiwa Hardi.   Pemuda tanggung 16 tahun asal Dusun Embung Karung Desa Montong Gamang Kecamatan Kopang ini, nekat terjun ke sumur sedalam 10 meter.

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 13.13 Wita, Senin lalu (16/10), sontak membuat warga sekitar geger. Konon, aksi nekat Hardi ini dilakukan gara-gara gagal mempersunting gadis pujaanya Hazira Noviana, asal Desa Jango Kecamatan Janapria. Hardi tak mendapat restu orang tua dan orang tua kekasihnya lantaran keduanya di bawah umur. Orang tua Noviana berpendapat, bahwa keduanya belum layak untuk menjalin rumah tangga. Terlebih, Noviana saat ini masih berstatus sebagai pelajar di salah satu madrasah aliyah.

Cerita ini berawal dari api cinta yang membakar Hardi dan Noviana. Badai asmara yang menerjang hati keduanya tampaknya tak bisa terbendung selama tiga bulan ini, sejak mereka menjalin ikatan cinta. Mereka pun sepertinya tak mampu keluar dari rajut asmara yang telah menjalanya selama ini.

Untuk menumpahkan kegelisahan dan meluapkan rindunya, Hardi pun mengajak sang kekasih menikmati indahnya dunia ini. Ia pergi melihat pemandangan di tempat wisata Benang Stokel Desa Aik Berik Kecamatan Batuklaing Utara, Minggu (15/10).

Hari itu, Hardi dan Noviana seolah merasakan harinya sangat singkat. Keduanya seakan terbang bebas ditipu sang waktu hingga malam hari. Tanpa pikir panjang, Hardi pun mengajak kekasihnya untuk merariq (dilarikan dengan maksud untuk dinikahkan) setelah menyadari waktu malam. Keduanya pun sepakat. Hardi lantas membawa calon istrinya ke rumah pamannya di Desa Mujur Kecamatan Praya Timur.

Baca Juga :  Rumah Nanang di Lombok Tengah Kembali Makan Korban

Di sisi lain, orang tua Noviana resah di rumah karena anak gadisnya tak kunjung pulang. Bersama keluarga lainnya, orang tua Noviana pun sepakat untuk menanyakan perihal anaknya ke orang tua Hardi di Embung Karung. Malam itu juga mereka berangkat, tapi tak menemukan anaknya di rumah Hardi.

Sementara orang tua Hardi pun kebingungan lantaran anaknya juga tak pulang. Belum ada kabar malam itu di mana anaknya bersembunyi bersama gadis pujaanya. Keesokan harinya (Senin, 16/10), barulah keluarga Hardi mendapatkan kabar bahwa anaknya berada di rumah pamannya di Mujur. Orang tua Hardi pun lantas berangkat menjemput anaknya dan membawanya pulang.

Mengetahui kejadian itu, orang tua Noviana pun lantas kembali ke rumah Hardi untuk melerai anaknya. Musyawarah kedua belah pihak pun akhirnya dilakukan di rumah Kepala Desa Montong Gamang H Amin Abdullah, sekitar pukul 12.12 Wita.

Hingga akhirnya, kedua belah pihak sepakat memisahkan anak-anak mereka dengan alasan keduanya masih terlalu belia untuk mengarungi behtera rumah tangga. Keduanya masih di bawah umur, masih labil, dan tidak tepat jika mereka merariq kodeq (menikah dini).

Mengetahui keputusan orang tuanya itu, Hardi yang sudah hanyut dalam lautan cinta itu tak kuasa menahan ombak kenyataan. Kenyataan yang menerjang hati dan jiwanya. Ia pun lantas mengamuk sejadi-jadinya dan memukul kakinya dengan batu-bata. Badai kenyataan itu terlalu keras menghempas hati dan pikirannya. Hingga ia berlari dan nekat terjun ke sumur berkedalaman 10 meter dengan air 1,5 meter.

Baca Juga :  Gunung Agung Meletus, Pengungsi Asal Bali Mulai Berdatangan

Sumur milik Kepala Desa Montong Gamang H Amin Abdullah itu, menjadi saksi betapa besar cinta Hardi kepada Noviana. Hardi mencoba membunuh diri ke dalam sumur yang berada di gudang oven tembakau itu. Keluarga Hardi pun panik. Warga sekitar dibuat geger dengan kejadian itu.

Sambil sesenggukan, keluarga Hardi dan warga kemudian mencoba membujuk pemuda tanggung itu agar mau naik. Namun, Hardi yang tampak sudah putus asa tak menerima ajakan keluarganya begitu saja. Ia tetap bertahan di dalam sumur itu hingga beberapa menit.  ‘’Korban berada sekitar 55 menit di dalam sumur,’’ tutur Kapolsek Kopang Kompol Murbayono, Selasa kemarin (17/10).

Barulah warga sekitar melaporkan kejadian itu ke Polsek Kopang. Polisi pun akhirnya bergerak ke tempat kejadian perkara (TKP). Polisi juga berusaha membujuk korban agar bersedia naik, tapi Hardi masih bertahan. Hingga akhirnya, dia bersedia naik dengan kondisi yang nyaris merenggut ruhnya itu.

Dilarang ‘Merariq Kodeq’ , Pemuda Tanggung Nekat Terjun ke Sumur
LEMAS: Hardi terbujur lemas saat dimanakan aparat kepolisian setelah nekat terjun ke sumur berkedalaman 10 meter.

Hardi kemudian dibantu naik oleh polisi dan warga sekitar menggunakan tangga dan tali. Polisi langsung mengamankan korban untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Polisi juga berusaha mensihati korban agar tidak berdampak pada psikologisnya. ‘’Kami sudah memberikan penyadaran kepada korban agar tidak melakukan hal-hal di luar kejiwaan. Dan sekarang korban sudah kembali ke pangkuan keluarganya seperti sedia kala,’’ tambah Murbayono. (cr-met)

Komentar Anda