
MATARAM — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menetapkan status tanggap darurat, setelah banjir dan angin kencang melanda sejumlah wilayah di NTB.
Sebelumnya, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem ini akan berlangsung hingga 20 Februari 2025. “Kondisi saat ini sudah masuk tanggap darurat karena bencana sedang berlangsung,” kata Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ahmadi, kepada Radar Lombok, Selasa (11/2).
Ahmadi mengungkapkan banjir melanda wilayah pesisir Lombok Barat, seperti Lembar, Kuranji, dan Banyumulek, serta wilayah pesisir Kota Mataram, termasuk Ampenan. Selain itu, angin kencang juga menyebabkan pohon tumbang di berbagai lokasi, terutama di Kota Mataram dan Lombok Barat. “Sebagian besar yang terdampak itu di Lombok Barat dan Kota Mataram,” jelas Ahmadi.
Meskipun kerusakan infrastruktur relatif ringan, banjir tetap menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Rumah-rumah dan pemukiman terendam air, merusak bahan makanan, perabotan, serta kendaraan.
“Kalau air sudah setinggi lutut, berarti tempat tidur terendam, makanan dan kulkas rusak, mobil dan motor ikut terendam. Ini jelas merugikan masyarakat,” ungkapnya.
BPBD NTB masih melakukan pendataan melalui Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) untuk memperkirakan total kerugian. Data yang dikumpulkan mencakup jumlah rumah yang terdampak, jumlah warga yang terkena dampak, serta estimasi nilai kerugian.
BPBD NTB bersama BPBD Kabupaten/Kota telah melakukan evakuasi warga terdampak banjir di Lombok Barat dan Mataram. Masyarakat diimbau untuk sementara waktu mengungsi ke tempat yang lebih aman hingga banjir surut.
Selain evakuasi, BPBD juga telah menyalurkan bantuan logistik bagi korban. “Meskipun dalam kondisi bencana, kebutuhan makanan tetap harus tersedia,” kata Ahmadi.
BPBD juga menunggu keputusan terkait Bantuan Tidak Terduga (BTT) yang kemungkinan akan dikeluarkan berdasarkan usulan dari pemerintah kabupaten/kota. “Kita tunggu realisasi BTT untuk kejadian bencana pada 10-11 Februari 2025 ini,” ujarnya.
Ahmadi juga memperingatkan warga untuk lebih berhati-hati, terutama saat berkendara di jalanan yang banyak pepohonan. Angin kencang bisa menyebabkan pohon tumbang dan berisiko menimbulkan korban.
Ia juga mengimbau warga tidak memarkir kendaraan di bawah pohon dan selalu waspada terhadap kemungkinan hujan deras susulan. “Karena hujan berpotensi turun lagi, warga harus tetap siaga,” tambahnya.
BPBD NTB bersama pemerintah kabupaten/kota akan terus standby di lokasi untuk melakukan evaluasi dan penyaluran logistik kepada warga terdampak.
“Apalagi ada fenomena pasang laut yang bisa memperparah kondisi banjir, karena air sulit surut,” kata Ahmadi.
BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid telah mengeluarkan peringatan dini terkait gelombang tinggi di perairan NTB yang berlaku dari 11 Februari pukul 08.00 WITA hingga 12 Februari pukul 08.00 WITA.
Menurut laporan BMKG, gelombang tinggi berpotensi mencapai 2 meter atau lebih di beberapa wilayah perairan NTB diantaranya Selat Lombok Bagian Utara setinggi 0,5 — 1,25 meter. Selat Lombok Bagian Selatan: 1,25 — 2,5 meter. Selat Alas Bagian Utara: 0,5 — 1,25 meter. Selat Alas Bagian Selatan: 1,25 — 2,5 meter. Perairan Utara Sumbawa: 0,5 — 1,25 meter. Samudera Hindia Selatan NTB: 2,5 — 4,0 meter. Selat Sape Bagian Utara & Selatan: 1,25 — 2,5 meter.
BMKG mengimbau nelayan, kapal tongkang, kapal ferry, serta kapal kargo untuk lebih waspada terhadap gelombang tinggi.
“Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir diimbau untuk selalu memantau informasi cuaca maritim guna menghindari risiko akibat cuaca buruk,” ujar Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, Satria Topan Primadi.
Dengan kondisi cuaca ekstrem yang diprediksi berlanjut hingga 20 Februari, masyarakat diimbau untuk menghindari perjalanan di wilayah pesisir yang berpotensi terdampak banjir dan angin kencang. Tidak memarkir kendaraan di bawah pohon untuk menghindari risiko pohon tumbang. Mengamankan barang-barang berharga dan peralatan elektronik dari potensi banjir.
Memantau informasi cuaca terbaru dari BMKG dan BPBD NTB.
Pemerintah daerah bersama BPBD dan instansi terkait akan terus melakukan pemantauan dan penanganan bencana untuk memastikan keselamatan masyarakat NTB. (rat)