MATARAM — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Dinas Pendidikan (Dikbud) NTB mengimbau para pelajar untuk turut serta menyaksikan perhelatan MotoGP yang akan digelar di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, pada 27-29 September 2024 mendatang.
Kepala Dikbud NTB, Aidy Furqan mengungkapkan bahwa tahun lalu acara MotoGP dihadiri hingga 12 ribu pelajar dan guru. Karena itu, kali ini mereka berharap ada penyesuaian harga tiket agar lebih terjangkau bagi pelajar.
“Cuma kita minta supaya tiket untuk pelajar jangan mahal-mahal, paling tidak ada tiket Rp100 ribu atau Rp200 ribu. Anak-anak itu masih bisa dia nonton. Jangankan siswa, guru juga pingin santai-santai,” kata Aidy Furqan, kemarin.
Selain pelajar, guru pun kata Aidy, sebenarnya ingin bisa santai menonton tanpa harus terbebani tiket yang mahal. Saat ini, harga tiket yang beredar di pasaran berkisar mulai dari Rp 300 ribuan.
Dikbud menyatakan kesiapan mereka untuk mengerahkan massa jika diperlukan, namun masih menunggu tanggapan dari pihak Mandalika Grand Prix Association (MGPA) dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) terkait harga tiket yang lebih murah. “Kita sifatnya mengimbau seperti tahun sebelumnya. Tapi mereka juga pingin lihat. Karena suasananya beda-beda,” tambahnya.
Untuk mempermudah akses bagi pelajar yang ingin menonton MotoGP, Dinas Perhubungan telah memaparkan rencana pengadaan shuttle bus dari beberapa titik strategis. Pihak Dishub NTB menyebutkan bahwa titik shuttle bus dan parkir di zona Mandalika sudah dipersiapkan dengan baik, termasuk titik di eks Bandara Selaparang, Kota Mataram, sebagai lokasi penjemputan bagi masyarakat dan pelajar yang datang dari wilayah Mataram.
“Bagus sih cuma tidak tahu satu sekolah itu akan berapa (pelajar ikut nonton MotoGP, red). Karena tidak semua anak punya akses dan punya uang,” katanya.
Selain sebagai bentuk dukungan, Aidy menyebut pelibatan pelajar dalam ajang MotoGP juga diharapkan menjadi momen pembelajaran dan pengalaman internasional bagi para siswa. “Tahun lalu anaknya berbeda. Sekarang juga anaknya berbeda. Selain dukungan, mereka juga memahami dan tahu bahwa di tempat kita ada event internasional, sekaligus sebagai ajang bergaul dengan orang luar Indonesia,” bebernya.
Pada tahun sebelumnya, Dikbud NTB turut mengerahkan pelajar di Kota Mataram untuk menyambut konvoi pembalap dalam parade di Kota Mataram. Kegiatan ini melibatkan ribuan pelajar yang selama 3-4 jam dibebastugaskan dari kegiatan belajar mengajar.
Demikian juga tahun ini, Dikbud siap mengerahkan pelajar jika ada permintaan resmi untuk mendukung event MotoGP, seperti mengisi momen karnaval. Salah satu kegiatan yang sudah direncanakan adalah kerjasama dengan Dinas Pariwisata yang akan mengarahkan 250 penari pelajar untuk tampil dalam upacara pembukaan.
Sementara itu, menjelang race, Dikbud telah menerima permintaan untuk mengerahkan massa pelajar di Kota Mataram, guna menyambut konvoi riders dalam parade. Namun jumlah pelajar yang akan dilibatkan masih dalam tahap penentuan. “Seperti tahun lalu kita kita kerahkan pelajar di Kota Mataram,” tutupnya. (rat)