Dikbud NTB Siapkan Aturan Pembatasan Siswa Bawa HP di Sekolah

Siswa sekolah di Lombok Timur (IST/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Beberapa waktu terakhir marak terjadi aksi tawuran antar pelajar di sejumlah daerah di Lombok. Bahkan, sejumlah siswa SMK di Lombok Timur terpaksa berurusan dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), karena siswa tersebut kedapatan tengah asyik berwisata di pantai Suryawangi Kecamatan Labuhan Haji saat jam sekolah.

Kepala Dinas Dikbud NTB H Aidy Furqan meminta kepala sekolah lebih aktif untuk mengawal siswanya di jam masuk sekolah.

“Kita minta supaya sekolah harus aktif mengawal siswanya ketika jam sekolah,” kata Aidy Furqan kepada Radar Lombok, kemarin.

Dikatakan Aidy, selain karena bolos kasus siswa yang terlibat perkelahian antara peserta didik diduga penyebabnya karena kesalahpahaman akibat saling komentar di media sosial. Karena itu, sekolah juga diminta mengontrol siswanya untk membatasi penggunaan handphone saat berada di sekolah. Kejadian tersebut disebabkan karena saling olok-mengolok di media sosial.

“Kami di Dikbud menyiapkan aturan untuk siswa, boleh bawa Hp pada hari tertentu yang benar-benar dibutuhkan untuk pembelajaran, tidak setiap hari,” jelasnya.

Menurut Aidy, dari observasi menunjukkan penggunaan HP siswa di sekolah mengganggu interaksi antar siswa. Bahkan, saat istirahat di sekolah bukannya menyapa teman atau ke kantin, tetapi sibuk dengan main HP.

Selain itu, pihaknya juga akan menjalankan Sekolah Ramah Anak (SRA). Di dalam Sekolah Ramah Anak terdapat pendidikan karakter anti-perundungan, antikekerasan, dan harmonis terhadap smartphone. Pihaknya juga menjalin kerja sama pendampingan dengan aparat penegak hukum. Namun jumlah personil kepolisian dianggap belum cukup untuk mengawal semua sekolah.

Terpisah, Ketua Dewan Pendidikan Provinsi NTB H Rumindah mengatakan, pihak sekolah perlu mengambil sikap terkait adanya tawuran siswa. Sekolah perlu menerapkan kedisiplinan kepada siswa, baik disiplin dalam belajar maupun disiplin dalam bersikap.

“Menanamkan rasa kebersamaan, pendidikan karakter di sekolah, termasuk harus dijelaskan makna pakaian seragam, bawah seragam itu untuk menanamkan rasa kebersamaan dan persaudaraan di sekolah,” jelasnya. (adi)

Komentar Anda