Dikbud Kota Mataram Layani Keluhan PPDB

MELAYANI: Pihak Dikbud Kota Mataram melayani masyarakat yang membawa menyampaikan keluhan terkait proses penyelenggaraan PPDB (NASRI/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP jalur online sudah selesai. Namun demikian, masih ada masyarakat yang kurang puas dan mengeluhakn hasil pengumuman yang diterima. Terkait keluhan tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Mataram tetap memberikan layanan.

“Kelihatannya banyak masyarakat yang kurang faham dan tidak puas dengan hasil seleksi yang sudah selesai. Tapi kami tetap berikan ruang untuk menjelaskan dan mengarahkan mereka,” kata Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dikbud Kota Mataram, H. Lalu Muhammad Sidik, Sabtu (8/7).

Setelah berakhirnya pengumuman hasil seleksi jalur online, terangnya, masih saja ada masyarakat yang belum faham terkait prosedur yang ada. Ini terlihat dari beberapa keluhan yang masuk, misalnya terkait, pilihan utama calon siswa dan gugur. Begitu juga dengan proses pendaftaran melalui jalur online yang dianggap membingungkan.

Baca Juga :  Proyek Molor, Fasilitas Pendopo Bupati Banyak Hilang

Terhadap persoalan-persoalan itu, bebernya, pihaknya tetap memberikan penjelasan dan arahan terhadap masyarakat. Penjelasan yang diberikan pun bervariasi, sesuai keluhan masyarakat itu sendiri.

Salah satunya, terkait pilihan utamanya yang gugur dan memaksakan agar pilihan utama itu bisa dimasuki. Ini kemudian yang paling fatal, hanya diberikan solusi agar para orang tua sebaiknya daftar ulang ditempatnya lulus itu.

“Kita tetap layani, tapi masyarakat kita juga kayak tidak faham, padahal sudah sering kita berikan sosialisasi,” tambahnya.

Baca Juga :  Sistem UNBK Dikeluhkan Orangtua

Sementara itu, Komite SMPN 17 Mataram, Cukup Wibowo, mengapresiasi apa yang dilakukan pihak dinas. Dikbud dianggap tetap merasa bertanggung jawab dan memberikan arahan. Hanya saja, dalam hal ini dia melihat banyaknya terjadi keluhan.

Katanya, dalam PPDB kali ini, persepsi terkait sekolah favorit masih dominan. Akibatnya banyak masyarakat yang merasa tidak puas pada pilihan kedua maupun pilihan pertama.

“Dominasi sekolah favorit di mata masyarakat masih marak, makanya banyak keluhan yang muncul di permukaan,” tutupnya. (cr-rie)

Komentar Anda