Dikbud Kliam Simulasi UNBK Relatif Aman

SIMULASI: Kalangan siswa SMA/SMK di Mataram nampak sedang melaksanakan simulasi UNBK tahap kedua beberapa hari lalu (Nasri/Radar Lombok)

MATARAM—Simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahap kedua sudah berlalu. Dalam proses simulasi itu belum ditemukan persoalan signifikan yang berbuntut pada terganggunya pelaksanaan ujian.

“Persoalan pasti ada, tapi kadarnya tidak signifikan untuk mengganggu proses kelancaran ujian,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, H Syukron, Kamis kemarin (23/2).

Sejauh ini, persoalan yang muncul dianggap masih sepele. Jajaran sekolah pelaksana UNBK masih bisa mengatasi masalah yang ada. Belum ditemukan masalah yang berpotensi merusak gawe ujian.

Salah satu masalah yang ditemui, katanya, yakni siswa kerap kali lupa password saat login ke server. Masalah server ngadat juga tidak terlalu merisaukan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Sebenarnya, pihaknya berharap akan banyak masalah yang muncul dalam simulasi kemarin. Harapannya, dengan banyaknya masalah yang muncul paling tidak bisa dideteksi lebih awal oleh penyelenggara. Dengan begitu, cara mengatasinya jauh-jauh hari sudah disiapkan. “Jangan sampai justru maslaahnya muncul saat ujian sedang berlangsung,” ucap pria yang juga sebagai ketua panitia pelaksana UNBK ini.

Dijelaskan, pelaksanaan simulasi dilakukan demi mencari kekurangan yang dimiliki setiap sekolah. Dari identifikasi kekurangan itu, pihaknya bisa membenahi sitem pelaksanaan ujian lebih awal.

Meski sejauh ini proses simulasi terbilang mulus. Pihaknya mengaku sudah mewanti-wanti kemungkinan terburuk dalam UNBK nanti. Termasuk juga kemungkinan terjadi server ngadat dan pemadaman listrik.

[postingan number=3 tag=”unbk”]

Sementara itu, Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang SMA Dikbud NTB, H Budi Mulyana mengatakan, tidak ada permasalahan yang cukup serius ditemukan dalam simulasi kedua tersebut. Nyaris pelaksanaan simulasi berjalan lancar tanpa hambatan signifikan. “Semua kendala yang muncul relative masih bisa ditangani dan tidak terlalu berarti,” jelasnya.

Baca Juga :  Loteng Usulkan 30 SMK/SMA Masuk UNBK

Terpisah, Kepala SMAN 1 Mataram, H. Lalu Fatwir Uzali mengatakan, saat simulasi awal pernah ada kendala, yakni persoalan jaringan. Namun berdasarkan penemuan masalah itu, justru semakin menghasilkan hasil yang lebih maksimal saat simulasi tahap kedua.

Lantaran itu, ia pun yakin pada saat simulasi ketiga nnati semua persoalan yang pernah muncul dengan mudah bisa diatasi. Bahkan simulasi ketiga dianggapnya akan berjalan maksimal.

Sementara itu, pelaksanaan simulasi UNBK di daerah masih menemui banyak kendala.  Mulai dari ketidak siapan siswa, sekolah, serta ketersediaan berbagai prasarana penunjang seperti komputer, jaringan internet, server, bahkan listrik dan lainnya.

Di SMAN 1 Sembalun misalnya, selain kendala komputer dan server, juga terkendala jaringan internet dan listrik. Meski memiliki genset, namun tidak cukup mampu untuk dapat mengoperasikan sejumlah komputer yang disiapkan dalam simulasi yang dilakukan Senin dan Selasa lalu. Akibatnya, saat simulasi berlangsung dan listrik padam, maka pihak sekolah cukup kelabakan mempersiapkan peralatan guna menunjang kelancaran simulasi. “Daya genset yang dimiliki sekolah tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk pasokan semua komputer yang ada, dan rupanya keberadaan laptop cukup membantu atasi kendala tersebut,” kata Kepala SMAN 1 Sembalun, Pathan, S.Pd.

Dari 60 jumlah peserta simulasi lanjutnya, pihak sekolah hanya memiliki 11 unit komputer saja. Sehingga sisanya terpaksa menggunakan laptop yang dipinjam dari guru dan siswa sendiri.

Namun dari pelaksanaan simulasi tersebut akhirnya disimpulkan, bahwa guna mengantisipasi kendala listrik saat pelaksanaan UNBK, akan disiasati dengan penggunaan laptop yang lebih banyak nantinya. “Sehingga kami akan meminta kepada orang tua siswa nantinya untuk memperkenankan meminjamkan laptop pada sekolah saat UNBK mendatang,” jelasnya seraya menyampaikan, kendala lain, jumlah server yang dimiliki sekolah baru 1, dari semestinya 2 server.

Baca Juga :  Simulasi UNBK, Kasek Tidak Tidur

Sementara di SMAN 1 Montong Gading, juga memiliki masalah dengan jaringan yang kurang normal,dan siswa yang belum siap dalam penggunaan fasilitas yang ada. “Dengan menemukan masalah saat simulasi itu, pihak sekolah dapat mengetahui masalahnya. Salah satunya adalah masalah jaringan yang kurang normal dan adanya sistem di masing-masing laptop yang perlu di- upgrade,” kata Kasek SMAN 1 Montonggading, L Yaniwardan, S.Pd. M.Pd.

Dijelaskan bahwa simulasi UNBK selain diikuti siswanya juga diikuti oleh dua sekolah yang tergabung, yakni SMA Al Hasaniayah Jenggik dengan peserta UN sebanyak 40 orang, dan SMA Islam Terpadu Jerukmanis sebanyak 11 orang. Sehingga total peserta simulasi UN berjumlah 172 siswa. Sementara perangkat yang telah tersedia baru sebanyak 19 unit komputer, ditambah dengan 58 unit laptop yang di pinjam dari guru-guru dan siswa, terbagi dalam 2 ruangan.

Disamping itu, dalam simulasi ini sebagian besar peserta terlihat masih grogi atau canggung, serta merasa takut dalam mengoperasikan aplikasi UNBK, baik dalam mengisi data identitas ataupun dalam mengerjakan soal sesuai dengan sistem yang  telah diprogramkan.

Bahkan ada satu orang peserta yang menutup program semaunya tanpa prosedur yang seharusnya, sehingga mengakibatkan gagalnya nilai untuk disinkronkan ke pusat. Akibatnya, sistem untuk semua peserta menjadi terganggu. “Dampaknya akan terjadi keterlambatan dalam mendapatkan nomer token untuk semua peserta pada sesi berikutnya dari pusat,”  ujarnya seraya berharap pada pelaksanaan UNBK mendatang semua berjalan lancar, dan peserta lebih siap. (cr-rie/lal)

Komentar Anda