Selain membantu persiapan acara, Maswan juga rela tidak pergi ke sawah agar bisa melihat acara tersebut. Dirinya tidak menyangka akan mengalami nasib sial pada hari kegiatan berlangsung.
Warga lainnya, Salehudin juga tidak menyangka akan mendapat perlakuan tidak mengenakkan. “Kita semua disini sangat bangga dikunjungi Wakil Presiden. Ini acara yang luar biasa dan sangat langka, tapi lewat saja kita gak dikasi,” ujarnya.
Dituturkan, acara besar tersebut kesannya hanya untuk para pejabat saja. Sementara bagi rakyat jelata, tidak ada ruang dan tempat. “Itu rumah yang dekat kantor desa, gak dikasi lewat. Kok jadi kayak gini ya,” sesal Saleh.
Hal yang patut disayangkan juga, warga yang berdekatan rumahnya dengan kantor desa, dilarang keluar rumah. Duduk di teras rumahnya sendiri tidak diberikan oleh petugas yang menjaga kedatangan Wapres.
Kekecewaan yang dirasakan warga setempat, menjadi buah bibir. Banyak ibu-ibu yang kesal dan menilai pengawalan terhadap Wapres terlalu berlebihan. “Keluar rumah saja kita gak dikasih. duduk-duduk di rumah kita gak dikasih. Ini wakil kok jangankan salam, dadah-dadah aja gak ada. Kaca mobilnya ditutup, jadi pingin bunyiin mercon kalau begini,” celoteh seorang ibu.
