Difabel Ditolak jadi MC, Ormas Demo Angkasa Pura Hotel

DEMO: Puluhan difabel bersama berbagai lembaga kemasyarakatan saat melakukan aksi demonstrasi di depan BIZAM, Senin (25/10). (M HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA – Puluhan massa yang tergolong difabel didampingi berbagai lembaga kemasyarakatan berunjuk rasa di depan Bandara Zainuddin Abdul Majid (BIZAM), Senin (25/10). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas karena dugaan diskriminasi yang dilakukan pihak PT Angkasa Pura Hotels (APH) kepada Lalu Ahmad Fatoni atau yang akrab disapa Bajang Toni, seorang difabel.

Dugaan diskriminasi yang dialami Bajang Toni ini diduga terjadi pada Minggu (24/10) saat PT APH meluncurkan layanan Premium Airport Special Services (PASS) di BIZAM. Panitia diduga dengan sepihak membatalkan Bajang Toni menjadi pembawa acara atau MC dalam kegiatan itu. Padahal jauh sebelumnya panitia memercayakan Bajang Toni sebagai pembawa acara.

Bajang Toni menceritakan, dia sudah berangkat mengisi acara Opening Ceremony Premium Airport Special Service di BIZAM atas undangan panitia pelaksana. Sekitar 15 menit sebelum acara dimulai, tiba-tiba muncul salah seorang MC pengganti tanpa mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada dirinya. “Secara pribadi sebenarnya saya sudah memaafkan kejadian yang kemarin, karena saya menganggap bahwa ini ujian berat bagi saya dan tidak perlu saya perpanjang. Tapi saya tidak bisa membatasi ruang gerak aspirasi teman-teman dan semoga ini menjadi pembelajaran agar tidak ada lagi diskriminasi di dunia ini,” ungkap Bajang Toni saat ikut berunjuk rasa di depan BIZAM, Senin (25/10).

Baca Juga :  Empat Maling Motor Digulung

Pihaknya berharap kepada semua pihak agar tidak lagi memandang para difabel sebelah mata. Baginya bahwa para difabel juga sebenarnya memiliki kemampuan luar biasa dan bisa seperti manusia normal lainnya untuk berkreativitas. “Jangan pernah melihat buku dari kapernya saja, tapi lihat isi dalamnya juga,” sindirnya.

Sementara itu, Sekjen Endry Fondation, Tarfiin Adam menyatakan, persoalan difabel yang terjadi di Lombok Tengah membuat mereka miris. Padahal mereka sedang gencar-gencarnya memberikan motivasi kepada para difabel. Namun berbanding terbalik dengan apa yang dialami Bajang Toni ini. “Kita berjibaku memotivasi para difabel tapi malah ada yang mendiskriminasikan. Perlu diketahui bahwa semua orang berpotensi menjadi difabel dan seharusnya berbagai pihak mengambil langkah untuk mengakomodir para difabel ini, bukan malah mendiskriminasikan mereka,” ujarnya.

Karena itu, Tarfiin meminta agar oknum yang melakukan diskriminasi ini diberikan sanksi tegas. Agar ke depan bisa menjadi pembelajaran untuk tidak berbuat yang melukai hati para difabel. “Para difabel ini harus diperhatikan, bukan malah mereka mendapat diskriminasi. Maka sangat ironis ketika ada kejadian seperti ini,” tambahnya.

Baca Juga :  Wabup Nursiah dan Keluarga Terpapar Covid-19

Manajemen PT APH, Win menanggapi, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Bajang Toni untuk menyelesaikan persoalan itu. Ia juga menegaskan tidak ada sedikit pun untuk melakukan diskriminalisasi kepada para difabel. Kejadian yang menimpa Bajang Toni murni karena adanya miskomunikasi. “Terkait acara persemian Premium Airport Special Services, kami dari APH meminta maaf sebesar-besarnya. Tidak ada niat untuk melakukan diskriminasi. Karena ini murni miskomunikasi dan itu sudah kami komunikasikan dengan Bajang Toni,” jelasnya.

General Manager PT Angkasa Pura I BIZAM, Nugroho Jati menimpali, dalam kegiatan persemian Premium Airport Special Services ini, pihak angkasa pura hanya ketepatan lokasi saja. Secara detail permasalahan tersebut akan diklarifikasi langsung pihak PT APH. Namun pihaknya mempertegas kalau dari pihak Angkasa Pura dipastikan tidak ada diskriminasi bagi difabel. “Bahkan kalau di Angkasa Pura kita sudah rekrut empat orang difabel dan berbagai fasilitas untuk difabel juga sudah tersedia di bandara. Jadi PT APH ini hanya mitra kami dan kami juga sebatas tamu undangan, maka persoalan ini akan langsung diklarifikasi pihak APH nantinya,” tambahnya. (met)

Komentar Anda