Jumlah penderita penyakit kronis yang ditangani Puskesmas Karang Taliwang Kota Mataram cukup tinggi. Beragam jenis penyakit kronis yang diidap warga seperti diabetes dan darah tinggi serta penyakit lainnya.
ZULFAHMI–MATARAM
Puskesmas Karang Taliwan menaungi 6 kelurahan yang ada di Kecamatan Cakranegara yakni Kelurahan Cilinaya, Mayura, Cakra Utara, Karang Taliwang, Sapta Marga dan Cakra Barat. Dari data yang dihimpun ada sekitar 300 orang penderita penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi dan diabetes. Umumnya para penderita penyakit ini sudah lanjut usia (lansia).
Puskesmas rutin melakukan pemeriksaan. Namun kalau harus dilayani satu persatu, tentunya petugas dan staf yang ada di Puskesmas tidak akan mampu memberikan pelayanan dan melakukan pemantauan. Maka, pihaknya puskesmas membuat terobosan.
Salah satu strateginya Puskesmas dengan membuatkan kelompok kesehatan penderita penyakit kronis. Dimana dalam satu kelompok (klub) terdiri dari 25 sampai 30 orang anggota. Masing-masing kelompok dipimpin oleh ketua kelompok yang berasal dari kalangan mereka sendiri. Dengan cara itu, petugas akan lebih mudah mengontrol dan mengawasi para penderita penyakit kronis ini." Kalau sudah jadwalnya pemeriksaan tinggal dihubungi ketua kelompok untuk menyampaikan informasi," kata Kepala Puskesmas Karang Taliwag I Made Pasek Sugiartha saat ditemui Radar Lombok belum lama ini.
Keberadaan klub kesehatan bagi lansia ini sudah dilaksanakan sejak awal tahun 2016 lalu, keberadaan klub dimaksudkan supaya petugas kesehatan bisa gampang mengontrol mereka para warga yang menderita penyakit kronis." Saat ini sudah ada empat klub di enam kelurahan ini," tegasnya.
Dengan keberadaan kelompok kesehataan ini, pihak puskesmas mengaku cukup efektif menekan para penderitas penyakit kronis untuk untuk bisa terjadi komplikasi. Dengan pendampingan ini setiap jadwal pemeriksaan petugas melakukan pengecekan mulai dari tensi darah, gula darah, dan beberapa tindakan yang harus diberikan kepada para penderita. " Memang kalau sudah usia 40 tahun ke atas rentan terserang penyakit seperti ini," jelasnya.
Sejak keberadaan klub ini petugas bisa menekan terjadinya komplikasi. Tetapi kalau sudah terjadi komplikasi, pihaknya menyarankan kepada penderita supaya rajin kontrol minimal sebulan dua kali." Dengan keberadaan klub ini bisa mengurangi faktor resiko kompilikasi ," tegas Pasek.
Selain dengan membuatkan klub, pihaknya juga gencar melakukan sosialisasi dengan program gebyar Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). " Kita sudah melakukan roadshow semua kelurahan di bawah tanggung jawab kami," terangnya.
Begitu ada warga yang sudah terindikasi menderita penyakit kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi atau yang lainnya,maka langsung dimasukan kedalam klub sesuai dengan asal tempat tinggalnya. Dengan begitu agar mudah dilakukan pengawasan dan pemantauan kondisi kesehatan.(*)