MATARAM — Tiga bakal calon gubernur (Cagub) NTB kompak hadir dalam diskusi dan dialog, dengan mengambil tema “Denotasi Pemimpin NTB 2024 — 2029” yang digelar kampus Universitas Mataram, Rabu kemarin (22/8). Ketiga Cagub NTB, yakni Zulkieflimansyah, Lalu Muhammad Iqbal dan Sitti Rohmi Djalilah. Sebagai panelis, Prof. Galang Asmara, Dr Saiful Arni Musyhaf, dan Ahmad Jumaidi.
Dihadapan ribuan mahasiswa yang hadir, ketiga Cagub banyak menebar janji. Pertama diawali penyampaian Cagub Lalu Muhamad Iqbal, yang mengusung jargon “NTB Makmur dan Mendunia”, mantan Dubes Indonesia untuk Turki ini mengatakan, bahwa duet Iqbal-IDP ingin menghadirkan pemerintahan yang partisipatif, dengan mengacu kepada standar dunia.
Dengan membuka ruang partisipasi yang lebih luas bagi masyarakat, duet Iqbal — IDP ingin hadir menjadi pelayan dan pengayom bagi semua kelompok masyarakat dan kepentingan yang ada di NTB. Duet Iqbal-IDP ingin berada dan berdiri diatas semua pihak.
Menurut Iqbal, pemerintah daerah harus dikelola dengan mengedepankan ilmu pengetahuan, tentunya kolaborasi dan kerjasama yang baik dengan para ilmuwan maupun akademisi. “Ini poin penting yang ingin duet Iqbal-IDP lakukan kedepan,” terangnya.
Kesempatan itu, Iqbal juga mengungkapkan kalau saat ini dirinya tidak lagi berstatus ASN di Kementerian Luar Negeri, karena dia sudah mundur dari ASN. Dimana itu sebagai konsekuensi dari keputusan dirinya untuk maju mencalonkan diri di kontestasi Pilgub NTB.
Keputusan dirinya untuk maju di Pilgub, lanjut Iqbal, bukan alasan untuk mencari jabatan. Namun lebih kepada panggilan jiwa untuk ikut membangun daerah. “Kalau untuk jabatan, saya sudah memperoleh di ASN. Tapi ini soal panggilan jiwa,” ucap Iqbal.
Berikutnya Cagub Zulkieflimamsyah mengatakan bahwa pembangunan di daerah itu harus berkelanjutan. Karenanya, dia menegaskan akan melanjutkan berbagai program unggulan yang sudah dilaksanakan pada periode pertama.
Di periode kedua nanti, Bang Zul, sapaan akarbnya, juga masih akan melanjutkan program industrilisasi. Program itu masih akan menjadi program unggulan, sebagai upaya untuk mengejar ketertinggalan dengan daerah lainnya.
Dengan program industrilisasi, sambung Bang Zul, tak lantas mengabaikan sektor lokal seperti pertanian dan perikanan. Dengan industrilisasi justru sebagai upaya mengejar ketertinggalan dan memberikan nilai tambah bagi produk lokal.
Misalnya di sektor pertanian dan peternakan, bagaimana kedua produk dari dua sektor ini memiliki nilai tambah, sehingga bisa memberikan kesejahteraan bagi para petani dan peternak. “Program ini harus berlanjut dan berkesenambungan,” ungkap politisi PKS ini.
Sementara Cagub Sitti Rohmi Djalillah mengatakan, bahwa duet Rohmi-Firin yang mengusung “NTB Maju dan Berdaya Saing”, pihaknya mengaku tidak memiliki program yang muluk-muluk. Menurut Rohmi, pihaknya hanya ingin bagaimana angka harapan hidup meningkat, dan juga angka harapan sekolah lama.
Demikian sambung Rohmi, pertumbuhan ekonomi semakin baik, peningkatan SDM, dengan mengedepankan program pembangunan dari desa. “Pada muaranya bagi peningkatan IPM NTB,” imbuh Rohmi.
Panelis Ahmad Jumaidi, menyinggung terkait program beasiswa NTB. Apakah program ini akan dilanjutkan atau tidak, dan seperti apa program beasiswa yang ditawarkan dari tiga Cagub tersebut.
Lalu Iqbal mengatakan, pihaknya akan tetap memberikan beasiswa, tetapi dengan konsep yang berbeda dengan beasiswa NTB Gemilang. Dimana program beasiswa yang diberikan, tidak mengabaikan program yang menjadi kewenangan Pemprov, yakni di tingkat SMA.
Caranya, yaitu dengan menfasilitasi anak-anak NTB agar bisa lebih mudah mengakses berbagai program beasiswa yang ada. Termasuk dengan peningkatan kemampuan mereka mengikuti tes beasiswa. “Harus ada sumber-sumber alternatif pembiayaan beasiswa, dengan tidak mengandalkan APBD,” ujar Iqbal.
Sementara Zulkieflimansyah menyatakan program beasiswa akan tetap dilanjutkan. Bahkan pihaknya menargetkan 10.000 beasiswa untuk mengirim putra-putri NTB keluar negeri. Itu karena beasiswa adalah program investasi di masa depan.
“Sekembalinya mereka bisa membangun daerahnya,” ungkapnya.
Sedangkan Cagub Sitti Rohmi mengaku pihaknya tetap akan mempertahankan program beasiswa, namun dengan tidak mengabaikan Tupoksi dari tugas Pemprov NTB.
Salah satu upaya yang akan dilakukan, yaitu dengan revitalisasi pusat Bahasa, sebagai upaya mendampingi dan memberikan pelatihan bagi putra putri NTB agar mereka bisa mengakses beasiswa yang tersedia. Misalnya peningkatan kemampuan Toeffl, ELTS dan lainnya. “Pendampingan dan fasilitas akses beasiswa penting kita lakukan,” lugasnya. (yan)