MATARAM – Pada penutupan Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrenbang) 2025, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menyampaikan langkah yang telah dilakukan dan akan kembali diluncurkan. Tujuan utamanya agar seluruh masyarakat merasakan kesejahteraan.
“No one left behind. Tidak ada satupun yang tertinggal dalam kesejahteraan,” katanya di Kota Mataram, Rabu (4/6/2025).
Dalam Musrenbang yang dihadiri Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian bersama Wamen Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard, Iqbal menyinggung penguatan pembangunan ke depan, diantaranya program Desa Berdaya. “Juni ini akan dilaunching. Koordinasi dengan para bupati dan wali kota,” katanya.
Santri Jebolan Ponpes Assalam, Surakarta ini mengungkapkan, NTB ke depan Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions (MICE) tiap bulan ada satu agenda. Sudah digelar acara melibatkan 27 duta besar datang. Kemudian paralayang yang hadirkan 9 negara. “Fornas ke VIII ditargetkan melibatkan 15 ribu orang, pemanasan sebelum PON 2028,” ucapnya.
Dikatakan, kontribusi tambang ke depan dapat diperkecil. Efek luas tambang kalah oleh pariwisata maupun pertanian. “Kita harapkan dari pertanian, kehutanan, perikanan dapat memberikan 21,45 persen distribusi PDRB sesuai lapangan usaha,” urainya.
Iqbal mematok, sumbangsih dari pariwisata 2025 sekitar 11,64 persen, menjadi 12,60 persen pada 2029.
Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian dalam kesempatan ini menyampaikan baru kali ini hadir di Musrenbang, secara khusus baru di NTB.
“Saya tahu peta di NTB. Ada kemajuan di NTB. Mendukung NTB untuk melompat,” katanya.
Tito pun menyinggung soal pertumbuhan ekonomi, ini angka yang penting. Angka ini menunjukkan daerah lagi maju atau stagnan. Secara nasional 4,87 persen.
“Kalau di atas nasional, malah akan bagus. NTB ini minus karena 1,47 persen karena ekspor tambang dihentikan,” urainya.
Mantan Kapolri melanjutkan, angka Inflasi di NTB terjaga memenuhi target 1,63 persen. Ini kerja bagus. Begitu pula pengangguran terbukanya rendah hanya 2,73 persen.
“Bagus di bawah nasional 4,91 persen, ” ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Tito menyinggung gini rasio NTB di angka 0,375, ini menunjukkan di daerah tertentu di NTB masih ada jarak antara yang miskin dan kaya. “Berarti masih ada yang kaya banget dan miskin banget Pak Gubernur. Ini menjadi catatan,” imbuhnya. (RL)