SELONG–Protes warga Korleko, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur terhadap aktivitas tambang galian C berujung pengerusakan dan penganiayaan, Senin (4/11/2024).
Ratusan warga merusak dan membakar fasilitas di lokasi tambang yang berada di wilayah Kalijaga dan Korleko.
Lima lokasi tambang yang dirusak dan dibakar itu di antaranya di Kalijaga Selatan, Kalijaga Baru, Kalijaga Timur dan Korleko Selatan.
Bahkan pekerja di lokasi tambang juga ikut diamuk warga. Perusakan tersebut berlangsung ketika Asisten II Setda Pemrov NTB bersama OPD Lingkup Pemkab Lombok Timur sidak ke sejumlah lokasi tambang.
Perusakan ini berupa pembakaran gazebo hingga alat berat yang berada di lokasi. Pemilik tambang temasuk pekerja yang menjadi korban penganiayaan telah melapor ke Polres Lombok Timur.
Kusus ini masih dalam proses penyelidikan. Pihak kepolisian masih mendalami keterangan saksi termasuk mengumpulkan barang bukti untuk mengungkap dalang di balik aksi anarkis warga ini.
Kasat Pol PP Lombok Timur Slamet Alimin membenarkan pengerusakan ini. Disebutkannya, kejadian berlangsung ketika mereka bersama dengan Asisten II Setda Pemrov NTB turun sidak. Namun seketika kerumunan warga datang, dan merusak.
“Kita mengawal asisten II untuk mengecek tambang galian C untuk memastikan apakah mereka beroperasi atau tidak. Soalnya tambang ini kan menjadi kewenangan provinsi. Pas kita di sana warga melakukan pengerusakan. Ada gazebo yang dibakar,” jawab Slamet Alimin.
Alimin juga membenarkan adanya pekerja yang dipukul di lokasi tambang. Bahkan sebagian warga juga sampai membawa senjata tajam (sajam). “Memang ada saya lihat membawa sajam,” tutup Alimin.
Terpisah salah seorang pemilik tambang yang dirusak H. Maidy sangat menyayangkan terkait kejadian ini.
Pengerusakan, pembakaran hingga penganiayaan terkesan dilakukan pembiaran oleh petugas Satpol PP termasuk juga Asisten II Pemrov NTB.
“Kami sama sekali tidak pernah menduga akan terjadi hal seperti ini. Apalagi pengerusakan dan penganiayaan dilalukan warga itu ketika Asisten II dan beberapa OPD terkait Pemkab Lombok Timur turun sidak ke lokasi tambang tersebut,” sesal Maidy.
Maidy mempertanyakan alasan Asisten II Pemrov NTB termasuk pejabat terkait membawa warga konvoi ke sejumlah tambang yang mereka kunjungi.
Padahal mereka sudah tahu jika kondisi masih belum kondusif. Dengan demikian Maidy beranggapan kedatangan Asisten II dan pejabat Lombok Timur ini terkesan memprovokasi warga.
“Informasi saya dapatkan yang turun itu Asisten II Pemrov NTB. Kemudian Kasat Pol PP bersama dengan anggotanya termasuk juga Kadis LHK dan pihak dari Bapenda. Makanya kami bertanya ini ada apa kok sampai terjadi seperti ini. Masa sidak sampai harus membawa warga. Kalau sudah di satu lokasi sudah terjadi pengerusakan, tidak perlu lagi warga dibawa ke tambang yang lain,” sesal Maidy.
Usaha tambang miliknya itu kata dia telah memiliki izin. Namun setelah adanya penolakan, ia pun memilih untuk tidak melakukan aktivitas apapun.
Tapi kenapa mereka sampai melakukan pengerusakan. “Kalau mau sidak tidak perlu bawa-bawa warga. Kalau katanya mereka kecolongan dan khilaf cukup sekali. Tapi kenapa mereka tetap membawa warga ke lokasi tambang yang lain dan kembali berbuat anarkis,” tutup Miady.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Lombok Timur AKP I Made Dharma Yulia Putra membenarkan telah menerima laporan terkait pengerusakan, pembakaran di tambang galian C termasuk juga penganiayaan terhadap salah seorang pekerja.
Pihaknya pun saat ini sedang melakukan penyelidikan untuk mengungkapkan siapa dalang di balik aksi pengerusakan, pembakaran dan penganiayaan tersebut. (lie)