Dewan Soroti Program Bus Rapid Transit

NAIK BUS : Pelajar Kota Mataram memanfaatkan bus koridor 1 di Jalan Pejanggik Mataram untuk berangkat sekolah kemarin (Fahmy/Radar Lombok)

MATARAM– Sejumlah kalangan menyoroti program Bus Rapid Transit (BRT), yakni penyediaan puluhan bus di Mataram untuk angkutan massal. Sebelumnya Radar Lombok mengangkat tidak jelasnya operasional bus setelah resmi diluncurkan pemerintah daerah beberapa waktu lalu. Padahal daerah juga telah membangun halte bus.

Sorotan juga disampaikan oleh kalangan Komisi IV DPRD Kota Mataram kemarin. Dewan meminta BRT diperjelas kembali. Selama ini keluhan masyarakat  bermunculan terkait dengan keberadaan bus  yang dikelola sementara oleh Damri.

Anggota Komisi IV Lalu Suriadi mengatakan, sejak diluncurkan, masyarakat berharap bisa menggunakan bus dengan baik. Namun setelah diluncurkan, bus-bus justru “hilang”. Kalangan pelajar juga banyak mempertanyakan kapan datangnya bus. “ Jangan sekedar diluncurkan namun tidak muncul saat masyarakat butuh,”katanya kepada Radar Lombok kemarin.

Politisi PAN ini berharap Pemprov juga memperjelas pengelolaan bus, apakah diserahkan sepenuhnya ke Pemkot Mataram atau tetap dikelola oleh Damri. Ia meminta pengelolaan diperjelas karena beberapa halte mubazir ketika tidak ada yang menggunakan.

Ia juga telah berkoordinasi dengan Dishubkominfo Kota Mataram, terkait dengan keberadaan bus tersebut. Beberapa halte yang telah dibangun menggunakan APBD Kota Mataram diharapkan bisa dimanfaatkan. Selain itu pelajar sangat mengharapkan keberadaan BRT.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram H. Sudenom telah lama mengingatkan Dishubkominfo Kota Mataram terkait pemanfaatan bus untuk pelajar. Selain dapat mengurangi kemacetan juga sebagai salah satu alternatif bagi kalangan pelajar ketika tidak dijemput oleh orang tua mereka. Keberadaan halte juga harus dipertimbangkan, seperti di depan sekolah maupun tidak terlalu jauh dengan rumah warga seperti di setiap perempatan tempat melintas bus.

BRT diluncurkan tanggal 21 November lalu. Perusahaan Umum (Perum) Damri sebagai pihak yang bertugas mengoperasikan BRT mengaku untuk bisa menyadarkan masyarakat umum untuk mau menggunakan BRT membutuhkan waktu yang cukup lama dan butuh sosialisasi maksimal.

General  Manager Perum Damri Mataram Nursyamsu.S.Sos mengatakan, sejak BRT resmi diluncurkan, sejak tanggal 21 sampai akhir bulan BRT dikhususkan hanya melayani para pelajar. Baru kemarin tanggal 2 Desember 2016 BRT melayani untuk penumpang umum." Penumpung umum pelayanannya baru dimulai tanggal 2 Desember kemarin,” kata Nursamsu saat ditemui diruang kerjanya kemarin.

Berbeda dengan sorotan pihak luar, ia menegaskan BRT dimanfaatkan oleh masyarakat terutama oleh para pelajar. Setiap hari saat jam berangkat dan pulang sekolah anak-anak sudah memanfaatkan BRT sebagai angkutan umum. Bahkan untuk anak-anak yang ada disekitar terminal dan kantor Damri, setiap pagi justru pada orang tua mengantar anaknya sampai di kantor Damri dan anak sekolah berangkat sekolah menggunakan BRT." Setiap pagi para pelajar diantar orang tua ke kantor Damri,” ungkapnya.

Pihaknya mengakui sejak dioperasikan untuk masyarakat umum memang belum banyak yang mau naik bus. Alasannya bisa saja karena mereka belum mengetahui itu bus umum. Untuk itu pihaknya bersama pemerintah tentu harus melakukan sosialisasi yang lebih kuat lagi kepada masyarakat sehingga mereka tau bahwa bus yang setiap hari  lalu-lalang di Mataram itu adalah bus angkutan umum." Bisa jadi masyarakat kita mengira kalau itu bus khusus,” tegasnya. (dir/ami)