Dewan Sayangkan Lotim Gagal Dapat Hibah Dari Kemenparekraf

H. Lalu Hasan Rahman (M. Gazali/Radar Lombok)

SELONG– Ketua Komisi IV DPRD H. Lalu Hasan Rahman menyayangkan kegagalan Lombok Timur mendapatkan bantuan dana hibah stimulus untuk pemulihan ekonomi terutama sektor pariwisata yang terkena imbas pandemi Covid -19 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Terutama untuk memulihkan usaha sektor pariwisata yang sampai saat ini masih dalam kondisi terpuruk.”Tentu kita sangat sayangkan. Apalagi ini kan dana hibahnya besar. Di tengah kondisi kita seperti sekarang ini tentu kita dana bantuan seperti sangat dibutuhkan,” ungkap Hasan Rahman.

Bantuan dari pemerintah pusat untuk pengembangan pariwisata ini sangat banyak. Tidak hanya dalam bentuk bantuan hibah seperti sekarang ini. Tapi juga banyak bantuan lainnya yang lebih besar untuk pengembangan sektor pariwisata. Tapi bantuan seperti itu jarang didapatkan oleh daerah ini. Hal tersebut kata dia, karena pemerintah pusat kebingungan untuk memberikan bantuan itu ke Lotim. Penyebabnya adalah karena daerah ini tidak memiliki blueprint atau rencana pengembangan pariwisata yang jelas. “Padahal destinasi wisata kita jauh lebih bagus dibandingkan dengan KSB. Tapi pengembangan pariwisata kita tidak jelas. Maka cocok kita tidak diberikan bantuan oleh kementerian,” lanjutnya.

Memajukan pariwisata di Lotim imbuhnya, tidak cukup hanya sekedar retorika. Tapi harus ada perencanaan yang matang dan baik. Terutama bagaimana menentukan potensi wisata yang harus dikembangkan. Termasuk juga lainnya seperti pelaku, dan usaha pariwisata juga penting untuk diberdayakan. Sehingga konsep pengembangan pariwisata ini akan menjadi lebih terarah. “ Semua destinasi wisata yang kita miliki harus jelas konsep dan tata pengelolaannya. Begitu juga dengan usaha yang bergelut di bidang pariwisata baik itu hotel, penginapan semua datanya harus lengkap,” tegasnya.

Jika berdalih kegagalan mendapatkan dana hibah tersebut hanya karena perolehan pajak dari usaha perhotelan, penginapan di Lotim yang rendah harusnya menjadi bahan evaluasi. Rendahnya perolehan pajak dari sektor ini menurutnya karena tidak tertata dengan baik.”Harusnya didata, berapa hotel, penginapan, losmen yang punya kewajiban untuk menyetor ke daerah. Termasuk juga harus jelas mekanisme penarikan pajaknya. Tapi kita lihat seperti sekarang. Pariwisata ini masih berjalan sebelah kaki,” sindirnya.

Karena tidak keseriusan menyebabkan pariwisata ini tumbuh dengan sendirinya. Hal itu menyebabkan kemajuan pariwisata di daerah ini masih jauh kalah dibandingkan dengan daerah lain. “Mau tidak mau pariwisata harus menjadi prioritas. Soalnya ini sudah menjadi industri. Semua sektor pariwisata harus kita berikan sentuhan. Sehingga dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat,” tandasnya.(lie)

Komentar Anda